SENIN. 1 AGUSTUS 2016: Santo Alfonsus Maria de LIguori (Uskup dan pujangga Gereja, 1696-1787)

Alfonsus dilahirkan dekat Naples, Italia pada tahun 1696. Ia seorang pelajar yang giat belajar. Ia mendapatkan gelar dalam bidang hukum dan menjadi seorang pengacara terkenal. Suatu kesalahan yang dibuatnya di pengadilan membuat Alfonsus yakin akan apa yang telah ada dalam pikirannya: ia harus meninggalkan pekerjaannya dan menjadi seorang imam. Ayahnya berusaha membujuk Alfonsus agar ia mengurungkan niatnya itu. Tetapi, tekad Alfonsus sudah bulat. Ia menjadi seorang imam.

Kehidupan Alfonsus dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan. Ia berkhotbah dan menulis banyak buku. Ia membentuk suatu kongregasi rohani yang disebut “Kongregasi Pater-Pater Redemptoris” (CSsR; Redemptoris artinya Sang Penebus). Alfonsus memberikan pengarahan rohani yang bijaksana dan membawa damai bagi umatnya melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia juga menulis lagu puji-pujian, bermain organ dan melukis. St. Alfonsus menulis enampuluh buah buku. Ini sungguh luar biasa mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang lain amatlah banyak. Ia juga sering menderita sakit. Ia sering sakit kepala, tetapi segera ia akan menempelkan sesuatu yang dingin ke dahinya dan terus tetap bekerja.

Meskipun pada dasarnya ia mempunyai kecenderungan untuk bersikap terburu-buru, Alfonsus berusaha untuk menguasai diri. Ia amat rendah hati, hingga ketika pada tahun 1798 Paus Pius VI ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup, dengan lembut ia mengatakan “tidak”. Ketika para utusan paus telah datang secara pribadi untuk menyampaikan keputusan paus kepadanya, mereka menyapa Alfonsus dengan “Tuan yang Termasyhur”. Alfonsus menjawab, “Tolong, jangan memanggilku seperti itu lagi. Sebutan itu akan membuatku mati.” Paus memberikan pengertian kepada Alfonsus bahwa ia sungguh menghendaki Alfonsus menjadi seorang Uskup.

Alfonsus mengutus banyak pengkhotbah ke seluruh wilayah keuskupannya. Umat perlu diingatkan kembali akan cinta kasih Tuhan dan akan pentingnya iman mereka. Alfonsus berpesan kepada para imam untuk menyampaikan khotbah yang sederhana. “Saya tidak pernah menyampaikan khotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja,” katanya. Dengan semakin bertambahnya usia, Alfonsus menderita berbagai penyakit. Ia menderita radang sendi yang menyiksanya dan menjadikannya lumpuh. Ia kehilangan pendengarannya serta nyaris buta. Ia juga harus mengalami berbagai kekecewaan dan pencobaan. Namun, Alfonsus memiliki devosi yang amat mendalam kepada Santa Perawan Maria, seperti yang dapat kita ketahui melalui bukunya yang terkenal yang berjudul ‘Kemuliaan Maria’. Segala penderitaan dan pencobaan itu berakhir dengan damai dan sukacita serta kematian yang kudus.

Alfonsus wafat pada tahun 1787 pada usia sembilan puluh satu tahun. Paus Gregorius XVI menyatakannya kudus pada tahun 1839. Paus Pius IX memberinya gelar Doktor Gereja pada tahun 1871.

“Bersama Tuhan, penebusan berlimpah.” ~ St. Alfonsus

Antifon Pembukaan — 1 Sam 2:35

Tuhan bersabda,
“seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku.
Ia setia pada-Ku dan bertindak
Menurut maksud dan keinginan-Ku.”

Kata Pengantar

Mempelajari hukum dan segala yang berkaitan dengan itu selalu menjadi perhatian Alfonsus. Ia seorang ahli hukum yang cakap di pengadilan Napoli. Perhatian akan hukum tak pernah dilepaskannya, ketika ia menjadi imam. Di dalam Gereja yang akibat Yansenisme menjadi kaku dan statis, dibawanya dinamika dan cinta kasih Injil. Ia mendirikan pula Kongregasi Redemptoris. Kelak ia menjadi uskup dekat Napoli.

Doa Pembukaan

Marilah berdoa:
Allah Bapa, penyelamat umat manusia,
Engkau selalu membangkitkan tokoh-tokoh agung
untuk menyegarkan semangat Gereja-Mu.
Semoga kami mengikuti jejak Santo Alfonsus Maria
dan giat mengusahakan keselamatan sesama, supaya kami pantas memperoleh ganjaran di surga.
Demi Yesus Kristus, …

Bacaan PERTAMA – Yeremia 28:1-17
Nabi palsu biasanya melayani apa yang disenagi orang. Bahkan, tidak segan-segan memperlunak ajaran atau malahan memalsu ajaran. Sebaliknya, nabi sejati selalu ingin setia akan tugas panggilannya. Ia tidak peduli apakah membuat sandungan atau tidak. Beranikah kita mengakui kebenaran seutuhnya? Bukankah kita sering tak sampai hati atau takut menyampaikan kebenaran?

“Hai Hananya, Tuhan tidak mengutus engkau!
Engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta.”

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Peristiwa ini terjadi di kota Yerusalem pada awal pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, yaitu dalam bulan yang kelima tahun yang keempat. Nabi Hananya bin Azur, yang berasal dari Gibeon, berkata kepadaku di rumah Tuhan, di hadapan para imam dan seluruh rakyat, “Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, ‘Aku telah mematahkan penindasan raja Babel. Dalam dua tahun ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari rumah ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel, akan Kukembalikan ke tempat ini. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini,’ demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, Aku akan mematahkan penindasan raja Babel itu!”
Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya di depan para imam dan seluruh rakyat yang berdiri di rumah Tuhan. Kata nabi Yeremia, “Amin. Semoga Tuhan berbuat demikian! Moga-moga Tuhan menepati perkataan-perkataan yang kaunubuatkan itu dengan mengembalikan perkakas-perkakas rumah Tuhan dan semua orang buangan dari Babel ke tempat ini. Hananya, dengarlah perkataan yang hendak kukatakan ke kepadamu dan kepada seluruh rakyat ini. Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar. Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan.”

Kemudian Nabi Hananya mengambil gandar yang terpasang pada tengkuk Nabi Yeremia, lalu mematahkannya. Berkatalah Hananya di depan mata seluruh rakyat, “Beginilah sabda Tuhan, ‘Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel, dari tengkuk segala bangsa!”

Kemudian pergilah Nabi Yeremia dari sana. Dan sesudah Nabi Hananya mematahkan gandar dari tengkuk nabi Yeremia, bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, “Pergilah dan katakanlah kepada Hananya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya!’ Sebab beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, ‘Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel. Sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya’.”

Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya, “Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, dan engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, ‘Sungguh, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah menghasut rakyat murtad kepada Tuhan.”

Maka matilah Nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 199:29.43.79.80.95.102

Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.

Mazmur:
 Jauhkanlah jalan dusta dari padaku.
dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.

 Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku,
sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.

 Biarlah orang-orang takwa berpihak kepadaku,
orang-orang yang paham akan peringatan-peringatan-Mu.

 Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu,
supaya jangan aku mendapat malu.

 Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku;
tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu.

 Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu,
sebab Engkaulah yang mengajar aku.

BAIT PENGANTAR INJIL Mat 4:4b

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Manusia hidup bukan saja dari makanan,
Melainkan juga dari setiap sabda Allah.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Matius 14:13-21
Para murid bingung menghadapi orang banyak di tempat sunyi tanpa persediaan makanan. Maka mereka minta kepada Yesus, agar orang banyak itu disuruh pergi saja. Tetapi Yesus membangkitkan iman dengan menyuruh para murid mencarikan makanan. Perbanyakan roti menjadi tanda melimpahnya anugerah bagi mereka yang mendambakan Mesias.

“Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat;
dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikannya kepada para murid.
Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi.

Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
Menjelang malam para murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di desa-desa.”

Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikannya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa, sumber segala cinta kasih,
kobarkanlah kiranya hati kami dengan api cinta kasih Roh Kudus.
Engkau sudah melimpahkannya kepada Santo Alfonsus,
sehingga ia merayakan Ekaristi ini dengan setia dan menyerahkan diri sebagai kurban suci kepada-Mu.
Demi Yesus Kristus, …

Antifon Komuni —Yoh 10:10

Aku datang supaya mereka memiliki hidup, bahkan hidup berlimpah-limpah.

Doa Penutup

Marilah berdoa:
Allah Bapa yang patut dipuji,
Engkau sudah memberi kami Santo Alfonsus Maria
sebagai pembagi dan bentara misteri penyelamatan-Mu.
Semoga umat-Mu sering menerima santapan suci, dan tak henti-hentinya memuji Engkau.
Demi Yesus Kristus, ….

Tinggalkan Balasan