THEMA BULAN KITAB SUCI NASIONAL SEPTEMBER 2020

MEWARTAKAN KABAR BAIK DI TENGAH KRISIS IMAN DAN IDENTITAS

1) Sosok Perempuan: melambangkan Umat Israel, sebagaimana para nabi yang berkarya di masa pembuangan, seringkali menggunakan gambaran feminin untuk menyebut bangsa Israel, entah sebagai perempuan, mempelai, maupun pengantin. Sosok ini juga mengacu pada Gereja yang juga disebut sebagai Bunda Gereja dan mempelai Kristus.

2) Pohon Gandarusa dan Kecapi Tergantung: Dua simbol ini menggambarkan kesedihan dan krisis identitas bangsa Israel dalam masa pembuangan ke Babel, seperti diungkapkan dalam Mzm. 137:1-2: “Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon Gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita…”

3) Pohon Salib: Gambar Pohon gandarusa yang melingkar membentuk pohon Salib Kristus di ujung kiri melambangkan dua hal: Pertama, krisis para Murid karena mengalami peristiwa wafat Kristus, Guru-Nya di kayu Salib. Kedua, namun justru Salib itu pulalah yang kemudian menjadi kekuatan iman bagi para Rasul dan Gereja dalam menghadapi tantangan, penderitaan, dan krisis di setiap zaman. Tampak dalam gambar, perempuan itu bukan hanya sekedar meratap, tetapi juga mengulurkan tangan, memasrahkan dirinya pada misteri Salib Kristus.

4) Latar Belakang: terdiri dari beberapa gambar, yakni: a) Kubur Kosong melambangkan peristiwa di sekitar kebangkitan Kristus. Peristiwa Kebangkitan ini menjadi titik balik bagi Para Murid yang sebelumnya mengalami krisis menjadi diingatkan kembali bahwa penderitaan, wafat, dan kebangkitan Kristus adalah satu rangkaian karya penyelamatan Allah. b) Di belakang kubur kosong terdapat gambar danau Galilea: Menggambarkan peristiwa panggilan para murid, secara khusus Petrus ketika diutus menjadi penjala manusia. Di tepi Danau itu pula, sesudah kebangkitan-Nya, Yesus mengutus Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Dari manusia lemah, para murid dimampukan oleh Allah untuk menjadi rasul. c) Pancaran sinar berjumlah tujuh, melambangkan 7 karunia Roh Kudus sekaligus peristiwa Pentakosta.

Dalam Pertemuan Nasional Lembaga Biblika Indonesia pada tanggal 1822 Juli 2016 di Bogor, para pakar Kitab Suci dan para Delegatus Kitab Suci Keuskupan sepakat untuk mengangkat tema besar “Mewartakan Injil di tengah Arus Zaman” sebagai arahan untuk empat tahun ke depan. Tema itu kemudian dijabarkan dalam empat tema yang akan direnungkan dalam Bulan Kitab Suci Nasional selama empat tahun berikutnya. Adapun keempat tema itu adalah sebagai berikut:

a. Mewartakan Kabar Gembira dalam Gaya Hidup Modern (2017)

b. Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan (2018)

c. Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Lingkungan Hidup (2019)

d. Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Iman dan Identitas (2020) Tema pertama sampai dengan ketiga sudah kita renungkan dalam bulan September 2017 – 2019. Dalam Bulan Kitab Suci Nasional 2020 ini kita akan merenungkan tema yang keempat, “Mewartakan Kabar Gembira dalam Krisis Iman dan Identitas.” 

Banyak orang Kristiani menghadapi krisis yang menyangkut iman mereka dan sekaligus identitas mereka. Bisa jadi kita bukan orang yang mengalami krisis, tetapi tetap perlu belajar untuk menolong saudarasaudara kita yang sedang menghadapi krisis. Kita akan belajar dari pengalaman orang Yahudi yang diangkut ke pembuangan di Babel dan para murid Yesus yang ditinggalkan oleh Yesus ketika Ia ditangkap dan disalibkan. Kedua komunitas yang mengalami krisis iman dan identitas  ini berhasil melewati krisis yang mereka alami. Apa yang mereka lakukan ketika menghadapi krisis itu? Ternyata kedua kelompok itu melakukan hal yang sama, yaitu menegaskan kembali identitas mereka. Bagaimana mereka dapat memahami identitas mereka? Dari hubungan mereka dengan Allah. Orang-orang Yahudi melihat kembali siapa sesungguhnya Allah yang mereka percaya dan melihat siapa mereka di hadapan Allah. Para murid Yesus melihat kembali siapa sesungguhnya Yesus yang mereka ikuti dan melihat siapa mereka di hadapan Yesus. 

Hal yang sama akan kita lakukan dalam Bulan Kitab Suci Nasional ini. Kita diajak untuk melihat kembali kebenaran mengenai Allah dan siapa Umat Kristiani di hadapan Allah itu. Dalam empat pertemuan kita akan mendalami adalah siapa Allah yang dipercaya oleh Umat Kristiani dan siapa sesungguhnya Umat Kristiani di hadapan Allah. Kebenaran mengenai Allah ini sesungguhnya adalah kabar gembira yang diajarkan oleh Yesus. Dari kebenaran mengenai Allah inilah Umat Kristiani memperoleh identitasnya. Kesadaran mengenai identitasnya ini akan mendatangkan sukacita bagi orang yang percaya dan menuntun cara hidupnya selama tinggal di dunia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mempersiapkan bahan-bahan untuk mendalami tema ini. Gagasan Pendukung dipersiapkan oleh Bapak YM Seto Marsunu, sedangkan bahan Pendalaman Kitab Suci dan Liturgi dipersiapkan bersama oleh Komisi Kerasulan Kitab Suci Regio Nusa Tenggara. Bahan Pendalaman Kitab Suci disiapkan untuk orang dewasa dan kaum muda, remaja, dan anak-anak. Pada tahun ini untuk Kaum Muda tidak disiapkan bahan pendalaman tersendiri. Kaum muda dan orang dewasa menggunakan bahan pendalaman yang sama. 

Kami berharap bahan-bahan yang disediakan dapat membantu seluruh umat untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan memahami kehendakNya. Dengan demikian, seluruh umat tetap menikmati kehidupan bersama dengan Allah dan menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak-Nya.

Lembaga Biblika Indonesia

Tinggalkan Balasan