Ekaristi Jumat Biasa XII, 26 Juni 2020

Antifon Pembukaan – Mazmur 137:6

  • Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak menjadikan Yerusalam puncak sukacitaku.

Pengantar

   Pembuangan dan penghancuran Yerusalam merupakan jawaban Tuhan atas pengkhianatan umat. Hanya yang paling miskin yang masih tinggal. Dengan sisa itu Tuhan mau mulai lagi. ‘Kaum miskin Yahwe’ lebih terbuka terhadap tawaran Tuhan. Yesus menyembuhkan orang kusta yang terbuang. Si kusta diterima kembali dalam masyarakat, sebab lebih terbuka dari mereka yang sehat.

Doa Pembukaan

     Marilah bedoa:

Allah Bapa maha pengasih, semoga jalan kami Kausinari dengan sabda-Mu dan Kaubuka hati kami agar dapat saling melayani. Seturut teladan Yesus Putra-Mu yang telah sudi menjadi Hamba sampai wafat tetapi kini hidup dan berkuasa, ….

Bacaan I – II Raja-Raja 25:1-12

Raja Zedekia, yang telah dinobatkan menjadi raja sesudah pembuangan pertama pada zaman Yoyakhim meski sudah meski sudah mengalami sendiri, tetap belum menyadari dan berani memberontak melawan Babilon. Sebagai hukuman, seluruh rakyat dibuang. Tetapi Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya, hanya menjatuhkan hukuman agar mereka sadar dan kembali setia akan perjanjian.

“Rakyat Yehuda diangkut ke pembuangan.”

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Pada tahun kesembilan dari pemerintahan Raja Zedekia, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia berkemah mengepungnya dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya. Demikianlah kota itu terkepung sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia. Pada tanggal sembilan bulan yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu, maka dibelah oranglah tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan. Tetapi tentara Kasdim mengejar raja dari belakang dan mencapai dia di dataran Yerikho; segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia. Mereka menangkap raja dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan hukuman atas dia. Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel. Dalam bulan yang kelima pada tanggal tujuh bulan itu–itulah tahun kesembilan belas zaman raja Nebukadnezar, raja Babel–datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, pegawai raja Babel, ke Yerusalem. Ia membakar rumah TUHAN, rumah raja dan semua rumah di Yerusalem; semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api. Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan oleh semua tentara Kasdim yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu. Sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel dan sisa-sisa khalayak ramai diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu untuk menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang.

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 137:1-2.3.4-5.6

Ref. Biar lidahku melekat pada langit-langitku, bila aku tidak mengingat engkau.

1. Di tepi sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita gantungkan kecapi kita.

2. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!”

3. Bagaimanakah mungkin kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!

4. Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

BAIT PENGANTAR INJIL Mat 8:17

S:Alleluya. U: Alleluya.
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Bacaan Injil – Matius 8:1-4

Sesudah sabda di gunung, Matius masih menyebutkan mukjizat bermacam-macam. Yang pertama sembuhnya seorang penderita kusta. Orang itu diterima kembali di dalam masyarakat. Namun, Yesus minta agar kejadian itu jangan disiarkan, sebab hal itu tidak sesuai dengan tugas-Nya menerima juga daya mukjizat, tetapi bukan itulah yang terpenting.

“Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku”.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Setelah Yesus turun dari bukit,
banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta. Ia sujud menyembah Yesus dan berkata, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku.” Yesus lalu mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir!” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.
Lalu Yesus berkata kepadanya, “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persiapan Persembahan

  Allah Bapa sumber kesegaran hidup, berkenanlah menerima ucapan syukur kami melalui anggur roti ini, atas segala sesuatu yang kami terima daripada-Mu berkat Yesus Putra-Mu, dan Penebus kami, yang ….

Antifon Komuni – Matius 8:17

  • Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Doa Sesudah Komuni

I     Marilah berdoa:

      Allah Bapa sumber kesegaran hidup, kami bersyukur bahwasanya Engkau kelah meyembuhkan dan menyelamatkan dunia kami ini berkat Yesus Mesias semoga sabda-Nya didengarkan dan dilaksanakan oleh siapa pun di dunia ini. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.

Tinggalkan Balasan