MENYAMBUT HARI KEBANGKITAN NASIONAL 2017 (Pesan Konferensi Waligereja Indonesia)
MENYAMBUT HARI KEBANGKITAN NASIONAL 2017
Pesan Konferensi Waligereja Indonesia
Saudara-Saudari yang terkasih,
Kita patut bersyukur kepada Allah atas rahmat-Nya pada bangsa Indonesia yang majemuk, tersebar di seluruh pelosok tanah air dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kemerdekaan yang diraih 72 tahun lalu adalah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, ras, dan golongan yang secara monumental telah bersatu dan mengokohkan niatnya dalam Sumpah Pemuda (1928) untuk mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia; mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar kebangsaan tersebut didahului lagu Indonesia Raya yang berakhir dengan syair yang mengungkapkan komitmen memperjuangan kesatuan yang menjadi cita-cita bersama “Hiduplah Indonesia Raya!”
Kami, para Uskup, berterima kasih kepada pemerintah, tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan semua pihak yang berusaha mewujudkan cita-cita Indonesia Raya. Akan tetapi, menyaksikan dan mengikuti apa yang terjadi akhir-akhir ini, kami sangat prihatin. Rupanya cita-cita Indonesia Raya dicederai oleh mereka yang entah secara nyata maupun tersembunyi melakukan petualangan politik yang merongrong Pancasila sebagai Dasar Negara. Ulah mereka itu bisa membawa negara pada kehancuran. Dengan menebarkan ujaran kebencian dan tindakan perpecahan, mereka tidak peduli pada citacita para pendiri NKRI.
Kami mengundang Saudara-Saudari untuk waspada terhadap pernyataan dan perbuatan provokatif yang tidak segan-segan menggunakan isu SARA. Kita hendaklah menahan diri dan bertindak bijak. Jangan sampai perkataan dan perbuatan kita justru memperkeruh situasi, walaupun maksudnya baik. Aksi damai bisa dimengerti secara berbeda oleh mereka yang tidak berkehendak baik dan diputarbalikkan sebagai isu yang memperburuk keadaan. Apa yang paling pas saat ini adalah bermawas diri seraya menguatkan iman pada Allah dan meneguhkan komitmen untuk memperjuangkan keutuhan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apa yang paling bijaksana sekarang ini adalah menggalakkan dialog kebangsaan dengan semua kalangan dan golongan yang berkehendak baik demi keutuhan NKRI. Apa yang paling pantas hari ini adalah memperjuangkan kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan rakyat seraya terus melawan kejahatan narkoba dan korupsi yang juga menggerogoti sendi-sendi kebangsaan.
Kita wajib mendukung pemerintah yang sah untuk bertindak arif dalam menyelamatkan NKRI yang mungkin dicederai oleh mereka yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan organisasinya, serta kehidupan kelompok dan golongannya.
Secara khusus kita mendukung Bapak Presiden yang dengan gigih membangun demokrasi yang sehat dan melaksanakan penegakan hukum yang tegas serta memberi kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita mau membantu pemerintah yang sah ini agar dapat menyelesaikan amanat rakyat dengan aman dan nyaman. Kita berharap agar aparat dan pejabat serta tokoh masyarakat dan pimpinan agama setia pada cita-cita Indonesia Raya serta tampil sebagai teladan dan figur pemersatu dan pembawa damai.
Saudara-Saudari yang terkasih,
Marilah kita berjuang untuk membela kebenaran dan keadilan dengan bertindak baik, benar, dan santun. Kami, para Uskup, mengajak Saudara-Saudari untuk bekerjasama dengan semua komponen bangsa agar bersatu dan bergandengan tangan untuk mempertahankan eksistensi Republik Indonesia pada rel kenegaraan dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kita turut bertanggungjawab untuk memperkokoh rasa kesatuan dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Marilah kita hentikan segala usaha dan tindakan yang dapat memecah-belah kesatuan bangsa. Kita upayakan dan tingkatkan dialog kebangsaan yang merangkul dan menyejukkan semua pihak; yang membuat aman dan nyaman segala golongan seraya bekerja keras dalam mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan bersama. Dengan tegas, kita menolak segala hal yang berbau kekerasan dan SARA yang akan berujung pada konflik sosial. Marilah kita berdoa dan berusaha menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini.
Tuhan memberkati!
Jakarta, 17 Mei 2017
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
Mgr. Ignatius Suharyo Mgr. Antonius S. Bunjamin OSC
Ketua Sekretaris Jenderal