KAMIS PEKAN BIASA XIII, 2 JULI 2015

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Allah mencobai Abraham dengan memintanya untuk mempersembahkan putra tunggal kesayangannya, yaitu Ishak, sebagai kurban bakaran. Meskipun tidak menjadi kenyataan dan kemudian berakhir indah di dalam keyakinan bahwa “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya”, tentu kisah ini memunculkan pertanyaan: “mengapa Allah mencobai manusia?
Dalam pemikiran Perjanjian Lama, pencobaan selalu berasal dari Allah untuk menguji ketaatan seseorang. Orang yang dapat membuktikan ketaatannya kepada Allah akan memperoleh berkat melimpah: “Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak”. Berkat berlimpah yang dimaksud di sini adalah: kesehatan, umur panjang, keturunan, dan harta. Hal inilah yang pada masa itu menjadi ukuran apakah orang seorang beriman dan diberkati oleh Allah atau tidak.
Di dalam pemikiran Perjanjian Baru, Kasih Allah ditujukan kepada semua orang yang digenapi dalam Diri Kristus. Dia datang untuk semua orang. Dialah yang menggantikan kurban Abraham bagi kita dalam setiap perayaan Ekaristi kudus yang kita rayakan. Tanpa mencobai, Dia mengenali hati setiap orang. Kepada yang lumpuh Ia berkata: “Imanmu telah menyelamatkan Engkau”. Kepada orang banyak yang ada di sekitarnya Dia mengatakan “Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu?”. Mengenal kelemahan kita sangat wajarlah bila Dia mengajari kita untuk memohon di dalam doa Bapa kami “janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan”. Selamat merayakan Ekaristi hari ini. Tuhan memberkati!

————————————————

Antifon Pembukaan – Mazmur 116:5.9

 Tuhan itu pengasih dan adil, Allah Maha Penyayang.
Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang hidup.

Pengantar

Tuhan meminta Abraham mengurbankan Ishak, putra yang lama dinanti-natikannya. Bagi kita rasanya tidak manusiawi. Tetapi Abraham menunjukkan ketaatan tanpa syarat, dan segera tuntutan keras itu dicabut Tuhan. Para ahli kitab menuduh Yesus sebagai penghojat Allah, karena mengampuni dosa. Bukankah mengampuni dosa itu amat manusiawi? Sekalipun sepintas kilas kedua bacan itu bertentangan, namun keduanya menggarisbawahi kasih sayang Tuhan kepada manusia yang begitu hebat.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa sumber kedamaian,
Jangan hendaknya Engkau berpaling dari kami,
Manusia ciptaan-Mu ini,
Tetapi berilah kami pengharapan
Pada Yesus, Adam baru,
Yang telah menunjukkan jalan
menuju kedamaian-Mu.
Sebab Dialah putra-Mu, ….

Bacaan I – Kejadian 22:1-19
Ketika sudah lanjut usianya Abraham dianugerahi seorang anak: Ishak, putra Perjanjian. Tetapi anak itu diminta Tuhan agar dikurbankan. Ketika umat Israel mengakui dirinya sebagai keturunan Abraham, mereka tahu bahwa yang dituntut Tuhan adalah patuh setia yang utuh. Maka mereka merasa menjadi putra perjanjian, ketika menganggap dirinya serupa dengan Ishak.

Korban Abraham leluhur kita.

Pembacaan dari Kitab Kejadian:
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, “Abraham.” Abraham menyahut, “Ya, Tuhan.” Sabda Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya, dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini, aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu.” Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau ditangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya, “Bapa!” Sahut Abraham, “Ya, anakku.” Bertanyalah Ishak, “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?” Sahut Abraham, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.”
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, “Abraham, Abraham!” Sahut Abraham, “Ya Tuhan.” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan kaubunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu, dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu, ‘Tuhan menyediakan’. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, ‘Di atas gunung Tuhan menyediakan.” Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham,
kata-Nya, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah sabda Tuhan — Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.”
Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 116:1-2.3-4.5-6.8-9

Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang hidup.

 Aku mengasihi Tuhan,
sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku.
Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku,
maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.

 Tali-tali maut telah melilit aku,
dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku;
aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
Tetapi aku menyerukan nama Tuhan.
“Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!”

 Tuhan adalah pengasih dan adil,
Allah kita maha penyayang.
Tuhan memelihara orang-orang sederhana;
aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya!

 Tuhan Engkau telah meluputkan aku dari maut;
Engka telah meluputkan mataku dari air mata,
dan kakiku dari tersandung.
Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan,
di negeri orang-orang hidup.

BAIT PENGANTAR INJIL 2 Kor 5:19

 Alleluya.
Allah mendamaikan dunia dengan dirinya dalam diri Kristus
dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita

Bacaan Injil – Matius 9:1-8
Bahwa Yesus berkuasa mengampuni dosa dan menyembuhkan orang sakit, mudah diterima asal mengimani Dia. Tetapi bahwa kuasa itu dapat dilimpahkan kepada orang lain sering tidak begitu mudah juga diterima. Namun, kita percaya, kuasa itu dilimpahkan kepada Gereja.

Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, “Ia menghojat Allah!” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, “Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah’? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa,” lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persiapan

Allah Bapa mahamulia,
Dengan anggur roti ini kami memuliakan
Sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus
Putra-Mu dan Tuhan kami.
Semoga berkat dia umat dapat berkembang
Dalam iman dan jumlahnya,
Sehingga menjadi umat yang dewasa.
Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.

Antifon Komuni – Kejadian 22:12

 Kini aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah,
Dan tidak segan-segan menyerahkan anakmu kepada-Ku.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa mahakudus,
Berkenanlah mematahkan belenggu kejahatan
Yang menginkat kami.
Semoga dosa maut dalam diri kami
Kauhalau jauh-jauh dari kami
Berkat Yesus Putra-Mu,
Tuhan dan pengantara kami.

Tinggalkan Balasan