“KEBENARAN AKAN MEMERDEKAKAN KAMU” Majalah Mekar ed. Mei 2018
“KEBENARAN AKAN MEMERDEKAKAN KAMU”
Suatu senja, di teras susteran, Sr. Beata bersama Mekar Cs asyik duduk menikmati teh dan snack kecil. Beberapa saat kemudian, Sr. Beata bertanya pada mereka tentang penggunaan HP yang mereka gunakan. Kita simak perbincangan mereka ya?
Sr. Beata :Yung, kamu senang ya dapat menggunakan HP?
Piyung : Senang sekali, Suster! Dunia menjadi terbuka lebar dan kita dapat menjalin pertemanan dengan banyak orang di seluruh dunia!
Mekar : Jangan hanya facebook, Yung! Cari juga program rohani yang bermanfaat dan pelajaran yang mendukung sekolah kita!
Cha-Cha : Betul Mekar! Aku paling suka dengan program rohani yang berisi Sabda Tuhan dalam bentuk renungan harian, lagu dan musik rohani. Banyak animasi menarik dan pengetahuan tentang iman kita.
Sr. Beata : Bagus itu, Cha! Ternyata kamu lebih hebat dari Suster! Syukurlah kalian tidak terpengaruh program yang buruk dan menyesatkan, yang menyebarkan berita bohong dan membuat masyarakat resah dan bertikai.
Gemil : Jangan hanya sibuk bermain game dan lupa tanggungjawab untuk belajar dan berdoa, menjadi anak Tuhan yang baik! Kita harus berbicara benar dan memberitakan kebenaran!
Mekar : Yesus ingin kita selalu berkomunikasi dengan-Nya dan menjadi anak baik. Maka kita harus waspada pada program media komunikasi yang menyesatkan. Kita
sudah dimerdekakan dari dosa melalui pembaptisan, karena itu kita juga harus merdeka dari segala bentuk penipuan, kebohongan dan hal-hal negatif yang tersebar di dunia komunikasi canggih ini.
Sr. Beata : Suster lega sekarang dan tetap berdoa agar kalian selalu hidup dalam kebenaran, sebab Yesus telah memerdekakan kita (Yohanes 8: 32).
SANTA MARIA MAGDALENA DE ‘PAZZI
Magdalena de ‘Pazzi dilahirkan di Florence, Italia, pada tahun 1566. Ia adalah puteri satu-satunya dari sebuah keluarga kaya raya. Ketika usianya empatbelas tahun, Magdalena tinggal di asrama sekolah suatu biara. Di sanalah ia mulai mencintai kehidupan religius. Tetapi, setahun kemudian Ayahnya menjemputnya pulang. Ayahnya mulai berpikir untuk memilihkan seorang suami kaya baginya. Tetapi Magdalena sudah bertekad untuk menjadi seorang biarawati.
Kedua orangtuanya amat terkejut ketika ia mengatakan kepada mereka bahwa ia telah mengucapkan kaul kemurnian. Mereka tidak percaya. Akhirnya, mereka mengijinkan Magdalena masuk biara Karmelit. Namun, hanya lima belas hari kemudian, mereka datang menjemputnya pulang. Mereka berharap dapat mengubah pikirannya. Setelah tiga bulan berusaha membujuk Magdalena tanpa hasil, orangtua-nya akhirnya menyerah. Mereka