“ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SAMA UNIKNYA” Majalah Mekar ed. April 2018
ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SAMA UNIKNYA
Adik-adik terkasih, laki-laki dan perempuan diciptakan Allah sesuai citra-Nya, sesuai gambar dan rupa-Nya (Kejadian bab 1). Artinya Allah menginginkan manusia hidup sesuai dengan harapan-Nya, yakni hidup dalam semangat kasih dan cinta akan Dia. Allah menempatkan laki-laki dan perempuan dalam kesetaraan, sama martabat di hadapan Allah.
Allah mencintai semua ciptaan-Nya (terutama manusia) dan tidak membeda-bedakan mereka, walaupun secara fisik mereka berbeda. Kesadaran bahwa mereka berbeda itu harus disyukuri dan diterima dengan hati lapang. Oleh sebab itu, mereka diharapkan mampu saling menghargai dan bekerjasama dalam melakukan banyak hal yang baik, terutama dalam melaksanakan Firman Allah.
Sebagai anak-anak yang dikasihi Allah, hendaklah kamu saling menghormati persamaan dan perbedaan yang ada, karena kamu memiliki keunikan satu sama lain. Bekerjasamalah untuk melakukan kehendak Allah, hidupmu akan damai dan bahagia.
SANTO YOSEPH MOSCATI
Kematian saudara laki-lakinya meninggalkan kesan mendalam dalam diri Yoseph. Ia bertanya pada Yesus dalam Ekaristi dan juga pada Bunda Maria mengapa itu harus terjadi? Penderitaan haruslah membawa hikmah. Yoseph segera menyadari akan pentingnya tenaga ahli dalam bidang kesehatan. Ia menyadari bahwa dalam kehidupan ini, kita berziarah menuju kehidupan kekal.
Tergantung pada kita apakah mau menolong serta melayani orang lain selama kita dalam perjalanan hidup di dunia ini. Yoseph bertanya-tanya dan berdoa apakah yang harus ia lakukan dalam hidupnya. Ia memutuskan bahwa ia ingin menolong orang lain dengan membantu menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Yoseph ingin menjadi seorang dokter.
Ketika usianya dua puluh tiga tahun, Dr. Moscati memulai pelayanannya di sebuah rumahsakit bagi pasien yang tidak dapat disembuhkan di Naples. Kemudian ia membuka praktek sendiri. Semua pasien selalu disambut, tanpa peduli apakah mereka sanggup membayar atau tidak. Dr. Yoseph akan menuliskan resep bagi para pasiennya yang miskin, lalu membayar biaya obat-obatan dari kantong pr
ibadinya. Setiap hari terasa
berat dan melelahkan, tetapi Dr. Moscati senantiasa lemah lembut dan penuh belas kasihan. Ia berusaha mendengarkan para pasiennya dengan penuh perhatian. Ia menghibur serta berdoa bagi mereka.
Dr. Moscati bukan hanya seorang dokter ahli, tetapi ia juga seorang kudus. Setiap pagi ia pergi mengikuti Misa Kudus dan menyempatkan diri untuk berdoa. Kemudian dokter akan mengunjungi para pasiennya yang miskin di kampung-kampung kumuh Naples. Dari sana, ia akan pergi ke rumahsakit dan memulai aktifitasnya. Selama dua puluh empat tahun, Yoseph bekerja dan berdoa bagi para pasiennya. Ia mencurahkan segenap tenaganya bagi panggilan hidupnya.
Suatu siang, 12 April 1927, Dr. Moscati merasa tidak enak badan, maka ia pergi ke kantornya dan beristirahat sejenak di kursinya. Di sanalah ia terserang stroke dan meninggal dunia. Usianya saat itu empat puluh tujuh tahun. Dr. Yoseph Moscati dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II 25 Oktober 1987. Hari pestanya diperingati Gereja setiap 12 April.
Adik-adik yang terkasih, hidup St. Yoseph Moscati dipenuhi cinta kasih tanpa pamrih kepada sesama yang tidak akan pernah dapat membalas kebaikannya. Apakah kita berani melayani dan menolong sesama yang tidak kita kenal, serta tidak mengharapkan balasan dari mereka atas kebaikan yang telah kita lakukan?