MINGGU BIASA XXIII, 4 SEPTEMBER 2016

Menghayati Ekaristi dalam Hidup dan Menghayati Hidup dalam Ekaristi

Di zaman modern ini orang-orang memiliki kecenderungan untuk tidak berpikir lama-lama dan mengabaikan pemikiran yang matang. Hal ini tampak dalam keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan, relasi dan keluarga serta gaya hidup dengan cepat. Mereka tidak melihat ke belakang dan ke depan dan segalanya serba improvisasi dalam mengambil keputusan. Padahal untuk menjadi pribadi yang dewasa, bijak, dan mampu menyelamatkan sesama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan matang dan kebijaksanaan sejati
Hidup orang kristen itu serius. Sebab orang itu menyerahkan diri seutuhnya, juga dalam hal-hal yang tak terduga. Selain itu pilihan tidak dijatuhkan sekali untuk selamanya, tetapi setiap kali harus memilih. Pada bermacama-macam saat dalam hidupnya hendaknya dikenang kembali niatnya dan diulangi lagi dalam situasi baru berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah. Tiada kekristenan tanpa salib dan tanpa kesetiaan pribadi kepada Kristus.

Antifon Pembukaan – Mzm 119:137,124

Engkau adil, ya Tuhan, dan hukum-hukum-Mu benar. Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu.

Pengantar

Hidup bertekun dalam doa dan terbuka pada rahmat Allah akan membantu kita menjadi pribadi yang dewasa, bijak, dan penuh kasih pada sesama. Bacaan hari ini mengajar kita tentang kebijaksanaan hidup. Dengan kebijaksanaan kita akan dapat membedakan mana yang baku, mana yang perlu. Hidup itu memang membutuhkan materi, namun toh juga harus diimbangi dengan pilihan imani. Semoga pertemuan kita dengan Kristus mendekatkan kita satu sama lain.

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sabda Allah, yang mewahukan kepada kami rencana penyelamatan manusia oleh Allah.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau mengutus Roh Kudus, Roh kebijaksanaan untuk menerangi jalan hidup kami.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau memanggil kami untuk mengikuti-Mu sebagai murid dengan meninggalkan segalanya serta memanggul salib.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah berdoa:
Ya Allah Bapa sumber kebijaksanaan,
utuslah Roh Kebijaksanaan-Mu kepada kami,
agar kami dapat memahami kehendak-Mu serta melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari.
Ajarilah kami untuk berani menyangkal diri dan melepaskan segala sesuatu agar kami dapat menjadi murid-murid-Mu yang sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa
Amin.

Bacaan Pertama –Kebijaksanaan 9:13-18.
Untuk menjadi pribadi yang dewasa, bijak, dan mampu menyelamatkan sesama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup dibutuhkan tidak hanya pertimbangan-pertimbangan manusia, namun lebih jauh dari itu dibutuhkan kebijaksanaan sejati. Kebijaksanaan sejati itu berasal dari Allah. Untuk itu setiap orang harus selalu memohon kepada Allah agar dianugerahi kebijaksanaan sejati tersebut dan selalu terbuka untuk dibina oleh Allah sendiri, serta bertekun melatih diri agar terampil dalam melaksanakan kebijaksanaan tersebut.

“Siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?”.

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:
Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap. Sebab jiwa dibebani oleh badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir. Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di surga? Siapa gerangan dapat mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus? Demikianlah diluruskan lorong-lorang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu; maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

Mazmur: 90:3-4.5-6.12-13.14.17; Ul:1.
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Bacaan Kedua – Filemon 9b-10.12-17
Surat singkat ini mengungkapkan kehalusan cinta kasih Paulus. Ia masih terkenang akan Filemon, sahabatnya yang dibaptisnya dan bertahun-tahun membantunya. Tetapi ia juga mau menyelamatkan Onesimos, seorang budak yang menjadi pembantunya yang setia, meskipun ia telah mencuri dan melarikan diri dari tuannya. Dapat saja Paulus memanggil Filemon dan memerintahkannya menerima kembali Onesimos. Tetapi dalam suratnya ini dengan ramah Paulus minta, agar budak itu diterima sebagai saudara dalam Kristus.

“Terimalah dia, bukan sebagai hamba, melainkan sebagai saudara terkasih”

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon:
Saudaraku yang terkasih, aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, dan kini dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dia, buah hatiku ini, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil. Tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai saudara terkasih. Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL – Mazmur 119:135

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-Mu kepadaku.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Lukas 14:25-33
Menjadi pengikut Kristus semakin lama harus semakin kaya di hadapan Allah. Orang memandang segala yang ada di dalam dirinya bukan milik, tetapi anugerah yang harus dibagikan. Ia dipanggil untuk berani melepaskan kepentingan diri maupun kelompoknya demi nilai-nilai Kerajaan Allah. Ia harus semakin rela untuk berkurban demi Kristus dengan tekun memanggul salib dan melayani sesama. Orang akan bahagia dan bisa menikmati hartanya bila dalam memakai hartanya itu ia melibatkan orang lain. Orang lain ikut serta menikmati harta kekayaannya. Ia tidak malas mengamalkan hartanya.

“Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka, “Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau membangun sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran belanja, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Jangan-jangan sesudah meletakkan dasar ia tidak dapat menyelesaikannya. Lalu semua orang yang melihat itu akan mengejek dengan berkata, ‘Orang itu mulai membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikan’! Atau raja manakah yang hendak berperang melawan raja lain tidak duduk mempertimbangkan dahulu, apakah dengan sepuluh ribu orang ia dapat melawan musuh yang datang menyerang dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak dapat, ia akan mengirim utusan selama musuh masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikianlah setiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Marilah kita berdoa kepada Yesus, Tuhan kita, agar kita menjadi murid-murid-Nya yang mengikuti-Nya dengan konsekwen.

Bagi semua orang yang termasuk pimpinan, baik di kalangan Gereja maupun masyarakat.
Semoga Roh Allah menerangi mereka dan memberikan keberanian untuk mengutamakan kebenaran dan kejujuran dalam tugas kepemimpinan mereka.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi semua orang yang mencari Allah dengan tulus.
Semoga orang-orang yang sedang mencari-cari kehendak Allah dalam diri mereka memperoleh terang dan kebijaksanaan.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi orang-orang yang kecewa atau patah semangat karena penderitaan yang dialami.
Semoga mereka menemukan orang-orang kristiani yang kuat untuk mengembalikan iman dan harapan mereka.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi kita semua yang hadir di sini.
Semoga kita semua melibatkan diri demi Yesus, Tuhan kita, sebagaimana Dia telah berkenan melibatkan diri demi kita.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Tuhan Yesus Kristus, semoga kami semua meneladan pikiran dan cara bertindak, serta kesetiaan dan keberanian, yang kami kagumi pada-Mu; semoga kami mengikuti Dikau dengan tak bersyarat di jalan menuju Bapa, serta sesama manusia, sekarang, dan selama-lamanya.
Amin

Doa Persembahan

Ya Allah, terimalah persembahan diri kami dalam rupa roti dan anggur ini.
Semoga kami Kauhimpun menjadi Tubuh Kristus, Putra-mu, yaitu Gereja-mu yang kudus.
Sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Mazmur 42:2-3

Bagaikan rusa merindukan air, demikianlah jiwaku merindukan Dikau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, Allah yang hidup.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah, semoga dengan menyambut Tubuh Kristus,
kami Kaumampukan untuk memahami kehendak-Mu.
Buatlah kami siap sedia untuk mengikuti Putra-Mu agar kami dapat menikmati kebahagiaan sejati, baik di dunia ini maupun kelak di akhirat.
Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Renungan Hari ini: DENGARKAN BISIKAN TUHAN (Renungan Hari Minggu Biasa XXIII, 4 September 2016)…. Klik Disini!!!

Tinggalkan Balasan