MINGGU PASKAH II, 28 April 2019 (Minggu Kerahiman Ilahi)

Menghayati Ekaristi dalam Hidup

“Menggereja” adalah suatu istilah yang dewasa ini hangat. Maksudnya ialah agar kita janganlah hidup menyendiri, tetapi menghayati hidup itu sebagai warga Gereja, keluarga Allah, dengan hak dan kewajibannya terhadap sesama warga. Untuk hidup mengelompok itu beberapa syarat perlu diperhatikan oleh setiap warga: mau mendengarkan orang lain, terbuka terhadap sesama, mau tukar pikiran dan pengalaman, dan memberi kepercayaan dalam pelaksanaan tugas-tugas.

Antifon Pembukaan –1Petrus 2:2

Jadilah seperti bayi yang baru lahir, yang selalu haus akan air susu rohani yang murni supaya olehnya kamu tumbuh dan diselamatkan. Alleluya.

Pengantar

Kita bertemu di sini berkat iman kita akan kebangkitan Kristus. Setiap hari Minggu adalah perayaan kebangkitan, tetapi terlebih pada masa Paskah ini. Iman dapat membuat orang mampu berkarya besar. Iman memberi arti hidup kita. Namun iman sendiri sering peka dan mudah hancur berantakan. Maka selalu kita harus menggali lebih dalam dan melalui kesaksian orang lain dan terlebih kesaksian hidup Kristus sendiri, berusaha berkembang dan menghayatinya secara lebih mendalam. Hari ini kita seperti para murid seminggu sesudah Paskah, mendapat kunjungan Kristus di tengah-tengah kita. Seperti mereka pun kita mendapat tugas untuk menghayati iman atas nama-Nya..

Seruan Tobat

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bangkit dan menampakkan diri kepada para murid, agar masing-masing mengambil sikap mengenai iman.
Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah bangkit dan menampakkan diri kepada para murid untuk menganugerahkan kedamaian dan kegembiraan.
Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah bangkit dan menampakkan diri kepada para murid, untuk memperteguh iman, harapan dan cinta kasih.
Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa kami yang mahamulia, Engkau telah memuliakan Putera-Mu terkasih. Berkat Dia kami lahir kembali dengan rahmat ilahi. Dan Ia telah menyampaikan salam perdamaian kepada kami. Kami mohon kepada-Mu, penuhilah kami dengan iman akan kehadiran-Nya. Buatlah kami sehati dan sejiwa, serta tetap tinggal dalam perdamaian-Nya. Sebab Dialah, …
Amin.

Bacaan Pertama – Kisah Para Rasul 5:12-16
Setelah menggambarkan cara hidup umat kristen pertama (2:42-57) dan menekankan persaudaraan mereka yang dinyatakan dalam milik bersama (4:32-35), maka dalam babak ketiga ini Lukas menampilkan tanda-tanda yang dikerjakan oleh para Rasul (8:6-8; 14:8 sl; 19:2; 20:7-12) dan terutama oleh Petrus (3:1-10; 9:32-42) berkat Kristus yang telah bangkit. Penyembuhan bermacam-macam itu digunakan untuk mewartakan Paskah baru dan menarik umat baru agar menjadi pengikut Kristus.

Jumlah orang yang percaya kepada Tuhan semakin bertambah.”

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Pada waktu itu, para rasul mengadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak. Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.
Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Tanggapan – Mazmur 118:2-4.22.25-27a; ul:1

Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar’na baiklah Dia.

Mazmur:
 Biarlah Israel berkata, “ Kekal abadi kasih setia-Nya!” Biarlah kaum Harun berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!” Biarlah orang yang takwa berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”

 Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena-Nya.

 Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.

Bacaan Kedua – Wahyu 1: 9-11a.12-13.17-19
Ketika pada suatu hari Minggu umat sedang berkumpul untuk merayakan Paskah, Yohanes dalam pembuangannya di pulau Patmos mendapat penglihatan seperti yang kita baca dalam Kitab Wahyu ini. Pesannya ditujukan kepada tujuh Gereja lokal di Asia kecil, sebagai lambang seluruh Gereja. Pusat penglihatannya adalah Putera manusia, yang mendapat kekuasaan atas makhluk segala zaman (Dan 7:13). Ia membuka pintu gerbang hidup bagi kaum beriman. Imamat-Nya memberikan kepada-Nya kepemimpinan atas liturgi surgawi dan kekuasaan atas semua makhluk.

Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya

Pembacaan dari Kitab Wahyu:
Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya: “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada jemaat di Asia.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.

Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL Lukas 24:32

S: Alleluya. U: Alleluya.
S: Yesus bersabda: “Hai Tomas, karena melihat Aku, engkau percaya; berbahagialah yang tidak melihat namun percaya”.
U: Alleluya.

Bacaan Injil – Yohanes 20:19-31
Yesus yang telah terlepas dari ikatan-ikatan duniawi menampakkan diri kepada para murid. Berkat Roh-Nya Ia menganugerahkan kedamaian dan kegembiraan kepada mereka; hal mana selanjutnya harus disampaikan kepada orang lain. Bagi Yohanes kepicikan iman Tomas merupakan kesempatan untuk membawa sidang pembaca ke puncak pewartaannya: atas sabda para Rasul serta penerangan Roh Kudus setiap orang diajak mengambil sikap pribadi mengenai iman. Para saksi mata pun harus berlaku demikian. Selanjutnya setiap orang kristen yang hidup di dalam Gereja, diilhami oleh Roh Kudus agar dapat memahami peristiwa-peristiwa hidup Yesus (Yoh 14:26;16:12).

Delapan hari kemudian Yesus datang.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Setelah Yesus wafat di salib, pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!”
Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Umat

Kristus telah bangkit dan bersabda kepada para murid, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kami.” Marilah kita berdoa kepada Bapa yang telah mengutus Putra-Nya demi keselamatan dan damai sejahtera kita.

Bagi para gembala umat beriman.
SEmoga gembala umat beriman mempergunakan daya penyembuhan, pengampunan, dan pendamaian yang dipercayakan oleh Yesus kepada mereka untuk mengabdi Umat Allah dan melayani orang-orang yang mencari kebenaran.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi mereka yang memegang pemerintahan dalam masyarakat kita.
Semoga para pemimpin masyarakat lebih dijiwai semangat kasih dan solidaritas kepada rakyat-Nya terutama yang miskin dan kurang beruntung daripada semangat mencari kepentingan sendiri.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi mereka yang sedang sakit, menderita, dan mengalami cobaan hidup.
Semoga mereka yang sedang menderita tetap percaya kepada Tuhan, Sang Penyembuh dan Pemberi hidup.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Bagi umat di paroki kita dan di tempat-tempat lain.
Semoga iman kepada Yesus menuntun kita sehingga dapat mempercayai kebaikan orang lain dan dipersatukan dalam cinta kasih-Nya.
Marilah kita mohon,…
Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Allah Bapa Yang Maharahim, Putra-Mu yang bangkit telah menyatakan belas kasih-Mu. Semoga kerukunan dan cinta kasih di antara kami, menjadi tanda bagi semua orang yang menyaksikan cara hidup kami, bahwa Engkau berbelas kasih kepada siapa pun. Demi Kritus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Doa Persembahan

Allah Bapa Yang Mahakudus, bersama dengan persembahan roti dan anggur ini, kami serahkan hidup kami kepada-Mu. Kami mohon teguhkanlah iman dan harapan kami akan hidup baru berkat kebangkitan Putra-Mu. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Antifon Komuni – Yoh. 20:27

Ulurkanlah tanganmu dan cucukkanlah ke dalam lambung-Ku. Jangan sangsi lagi, tetapi percayalah. Alleluya.

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Ya Allah, Engkau hadir di tengah-tengah kami melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, yang telah bangkit dengan jaya. Semoga, kami selalu menyadari bahwa kini Ia hidup, hadir dan selalu menyertai kami hingga kami mencapai kebahagiaan surgawi yang Kaujanjikan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami.
Amin

Menghayati Ekaristi dalam hidup
Hidup kristen adalah hidup bersama di dalam Gereja. Bersama-sama kita dengarkan sabda Allah dan kesaksian para Rasul. Bersama-sama saling kita saksikan karya Roh dalam diri kita masing-masing dan bersama-sama pula kita saling memperteguh iman (1Kor 12:26). Dan di dalam Gereja, sakramen Kristus dalam arti yang luas, kita lihat kelanjutan karya penyelamatan melalui sakramen-sakramen, tanda-tanda iman kita. Maka karena didorong oleh Roh Kudus, Gereja pergi kepada semua orang ke seluruh dunia untuk mengajak mereka ikut serta menikmati kedamaian dan kegembiraan sejati.

Renungan Minggu Paskah II (3 April 2016): Tekun berbuat kasih.

Tinggalkan Balasan