Orang Muda Siap Berkarya (Perayaan Hari Komunikasi Sedunia Ke-50, Keuskupan Padang)

Orang Muda Siap  Berkarya

DSC_0246_1280x851“Selama mengikuti Kursus Dasar Jurnalistik (KDJ), saya  tidak sekedar mendapatkan pengetahuan dan  ilmu, tetapi juga mengalami sendiri  dalam menerbitkan sebuah karya jurnalistik dalam bentuk koran selembar,”  ucap Andi Fernandus Sitanggang.

Anggota Orang Muda Katolik (OMK) Santo Petrus Claver Bukittinggi ini merupakan salah satu dari 29 peserta Kursus Dasar Jurnalistik (KDJ) dalam rangka Perayaan Ke-50 Hari Komunikasi Sosial (Komsos) Sedunia Keuskupan Padang.  Selama empat hari (4-7 Mei 2016), peserta didampingi Staf Redaksi Majalah GEMA Keuskupan Padang. 

Andi berharap, kegiatan ini tidak hanya berhenti setelah kursus, tetapi ada tindak lanjut yang konkrit. “Kami berharap terus bisa berkembang dan berguna bagi Gereja, seperti dalam pembuatan buletin orang muda maupun paroki. Maka, kami siap dan berharap paroki mau mendukung kami dalam tugas dan karya pelayanan ini.” ungkap Andi. Peserta lain, Kristina  Hutagalung  yang juga cukup aktif mengikuti KDJ merasakan hal positif mengikuti kursus ini, karena mengalami sendiri untuk menerbitkan sebuah karya jurnalistik.

Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki  (DPP) Antonius Didik Triyanto S.Pd.  saat membuka kursus ini menyatakan OMK yang mengikuti kursus ini sangat beruntung, karena mendapatkan ilmu dan keterampilan di jurnalistik yang akan sangat berguna dalam  pendidikan dan masa depan. “Manfaatkanlah sebaik mungkin kesempatan ini dan ikutilah dengan serius agar benar-benar menjadi sesuatu yang berguna.” katanya.

DSC_0275_1280x851Selama KDJ,  fasilitator mengajak peserta mengenal dan mempraktikkan tiga hal dalam dunia jurnalistik, yaitu: menulis berita, berwawancara, dan menulis feature.  Setelah mengenal,  dan mempraktik ke tiga hal itu tersebut, peserta diajak menghasilkan  karya jurnalistik cetak dalam bentuk “kobar”, yaitu: koran selembar atau sebanyak (minimal) empat (4) halaman.

Wakil Penyunting Majalah GEMA Windy Subanto  mengawali kursus dengan pengenalan isi media (cetak, elektronik, on line) dan teknis menulis berita. Materi berikutnya teknis dan praktik berwawancara dipandu Staf Penyunting Majalah GEMA Hardigowonto. Selanjutnya, Sugeng Waluyo mengajak peserta mengenal dan menulis feature.  Hasil kerja pribadi peserta dievaluasi atau dibedah bersama untuk mendapatkan masukan.

Setelah berproses dalam teori dan praktik, peserta dibagi menjadi empat (4) kelompok untuk membentuk “staf redaksi”  untuk menerbitkan media “kobar”.  Dengan kreativitas dan inovasi, ke empat kelompok itu memberi nama “kobar”-nya:  BALIDUJA (Batak Lima Dua Jawa), SUPER (Suara Petrus Cla­ver), SARAJASA (Suara Anak Rantau Jawa Samosir), dan  MEDIA ECCLESIA.  “Kobar” hasil kerja setiap kelompok dipresentasikan untuk mendapatkan masukan dari sesama peserta dan fasilitator.

DSC_0363_1280x851Proses selanjutnya, setiap kelompok bekerja hingga larut malam untuk mengolah kembali “kobar”nya. “Kobar” hasil penyempurnaan ini dipasang di halaman gereja, sehingga umat bisa menikmatinya usai merayakan Ekaristi Hari  Minggu, 8 Mei 2016. Setelah beberapa tokoh umat menilai, “kobar” SUPER dan BALIDUJA dinyatakan sebagai “Kobar” terfavorit.  

Usai mengikuti Perayaan Ekaristi, umat  antusias membaca dan mengamati media hasil karya anak-anak muda paroki ini. Verawati Naibaho menilai positif kegiatan ini, karena hasilnya sangat baik.  Ia berharap OMK di parokinya semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik.  

Hal senada disampaikan Marianus Gultom. Menurut Gultom  hasil karya anak-anak muda ini sudah menyerupai media cetak yang terbit di tengah masyarakat.  “Saya berharap  paroki memfasilitasi anak-anak muda untuk terus berkarya sehingga bisa menyampaikan informasi kepada umat paroki maupun keuskupan,” ujarnya.

Pastor Kepala Paroki, P. Enrique Sanches Vasques S.X, menyempatkan diri hadir di sela-sela KDJ melihat hasil “Kobar”.  Imam Xaverian asal Mexico ini memuji peserta karena “kobar”  yang mereka buat sangat bagus, keterampilan mereka mengoperasikan komputer pun sangat baik. “Saya berharap kegiatan kursus jurnalistik ini bermanfaat untuk masa depan dan membuat mereka tertarik dengan dunia jurnalistik,” katanya.

Mengalami Percepatan Luar Biasa

DSC_0381_1280x851Puncak Perayaan Ke-50 Hari Komsos Sedunia adalah  Perayaan Ekaristi bersama umat dipimpin Ketua Komisi Komsos Keuskupan Padang  P. Riduan Fransiskus Naibaho Pr.  Dalam homilinya P. Riduan mengatakan bahwa perkembangan media komunikasi dalam 50 tahun terakhir mengalami percepatan luar biasa.  Untuk berkomunikasi secara cepat, katanya,  dulu hanya mengandalkan telegram. Isi telegram pun umumnya hanya untuk mengabarkan hal-hal yang bersifat darurat, seperti anggota keluarga sakit atau meninggal. 

Imam Diosesan Padang ini mengajak umat untuk mensyukuri maju­nya teknologi dan alat komunikasi, karena hal ini merupakan karya Allah yang terbesar untuk abad ini.  Perkembangan dunia komunikasi, lanjutnya merupakan hal positif untuk membantu manusia, meskipun disisi lain ada ancaman yang bisa merusak persekutuan, kesatuan,  dan kasih di dalam keluarga terutama bagi orang-orang muda.

Mengutip pesan Bapa Suci Paus Fransiskus, P. Riduan menegaskan komunikasi yang benar selalu didasarkan dari kasih dan kerahiman Allah. Kasih selalu membuat kita ingin dekat, membimbing dan membina orang yang kita cintai terutama keluarga. Teladan kasih itu adalah Yesus sendiri yang meninggalkan  surga, turun ke dunia. Di akhir homilinya, P. Riduan ber­harap  agar orang tua su­pa­ya lebih berani untuk mengingatkan orang muda terutama anak-anaknya supaya bijak dalam menggunakan alat-alat komunikasi.  Di akhir Perayaan Ekaristi ini diumumkan juga “kobar”  terfavorit karya peserta KDJ, yaitu:  SUPER dan BALIDUJA.

DSC_0429_1280x851Kegiatan teakhir Perayaan Hari Komsos Sedunia adalah seminar bedah pesan Paus Fransis­kus untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-50 diikuti peserta KDJ dan tokoh umat  paroki setempat. P. Riduan mengawali seminar ini dengan memutar film berjudul:  “Kerahiman” karya Komisi Komsos KWI. Film ini mengisahkan seorang ibu yang anak perempuannya terjerat narkoba akibat dari kurangnya komunikasi di dalam keluarga. Karena kasih dan kerahimannya, sang ibu tetap mengharapkan anak­nya kembali lagi ke pangkuan keluarga.  Usai menonton film itu, P. Riduan mengajak peserta mendiskusikan bersama makna dari tayangan dalam film tersebut.

Berkaitan dengan pesan Paus untuk Hari  Komsos Sedunia, mengutip pendapat Paus Fransiskus, P. Riduan menyatakan bahwa dalam berkomunikasi mendengarkan jauh lebih bermakna dari sekedar mendengar. Kalau mendengar hanya sebatas menerima informasi, sedangkan mendengarkan jauh lebih mendalam karena bisa membuat seseorang melakukan hal-hal yang benar, tidak hanya sebagai penonton. “Orangtua secara alamiah selalu mengharapkan yang terbaik dari anak-anaknya, tetapi sayang, banyak orangtua terkadang belum mampu untuk mendengarkan anak-anak mereka secara benar. Agar anggota keluarga bisa berkomunikasi dengan baik dan benar, hendaknya mendasarkannya pada kasih dan kerahiman,” katanya.  (Silvianus & Windy Subanto)

Galery Photo lebih lengkap… Klik disini!!

DSC_0188_1280x851 DSC_0247_1280x851 DSC_0287_1280x851 DSC_0293_1280x851 DSC_0303_1280x851 DSC_0304_1280x851 DSC_0310_1280x851 DSC_0313_1280x851 DSC_0428_1280x851 DSC_0473_1280x851

Tinggalkan Balasan