Senin Prapaskah V, 14 Maret 2016

Antifon Pembukaan – Mazmur 56:2

 Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku,
sepanjang hari orang memerangi dan menghimpit aku.

Pengantar

Kisah nyata biasanya lebih berbicara daripada teori. Bagi Susana, wanita kaya yang dituduh berzina, ada kemungkinan diselamatkan. Yesus tidak mau mengadili siapa pun, tidak sebagaimana biasanya. Andaikata mengadili, maka itu dilakukan-Nya dalam persatuan dengan Bapa-Nya.

Doa Pembukaan

Marilah bedoa:
Allah Bapa maha pengasih,
demi cinta kasih-Mu yang agung
kami Kauperkaya dengan pelbagai karunia.
Bantulah kami berbalik dari hidup berdosa
menuju hidup baru
dan menjadi layak untuk Kerajaan Surga.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

Bacaan Pertama – Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-62
Kisah Susana membesarkan hati umat. Di kala penindasan mengganas, ketika sudah tiada harapan lagi, Tuhan tetap setia. Perbuatan zina melambangkan murtad dari iman.

“Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melalukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan.”

Pembacaan dari Nubuat Daniel:
Adalah seorang kaya diam di Babel, namanya Yoyakim. Ia mengambil seorang isteri yang bernama Susana, anak Hilkia. Isterinya itu sangat cantik dan takwa pada Allah. Karena orangtuanya benar, maka anak mereka dididik menurut Taurat Musa.

Yoyakim itu amat kaya. Ia memiliki sebuah taman berdekatan dengan rumahnya. Oleh karena ia paling terhormat di antara sekalian orang, maka orang-orang Yahudi biasa berkumpul di rumahnya. Dalam tahun itu ada dua orang tua-tua dari antara rakyat yang ditunjuk menjadi hakim.

Tentang mereka itulah Tuhan telah berfirman, “Kefasikan telah datang dari Babel, dari kaum tua-tua, dari para hakim, yang berlagak pengemudi rakyat.” Kedua orang tua-tua itu sering datang ke rumah Yoyakim, tempat setiap orang yang mempunyai suatu perkara datang kepada mereka.

Apabila menjelang tengah hari rakyat sudah pergi, masuklah Susana untuk berjalan-jalan di taman suaminya. Kedua orang tua-tua itu setiap hari mengintip Susana apabila ia masuk dan berjalan-jalan di situ. Maka timbullah dalam hati kedua orang tua-tua itu nafsu birahi kepada Susana. Mereka lupa daratan dan membuang muka, sehingga tidak memandang Surga dan tidak ingat kepada keputusan yang adil.

Sementara mereka menunggu saat yang baik, datanglah Susana ke taman itu seperti yang sudah-sudah. Ia hanya disertai dua orang dayang. Karena cuaca panas, Susana mau mandi di taman itu. Tiada seorang pun ada di sana kecuali kedua orang tua-tua itu yang bersembunyi sambil mengintip Susana. Kata Susana kepada dayang-dayangnya. “Ambilkanlah aku minyak dan urap, dan tutuplah pintu taman, supaya aku dapat mandi.” Segera setelah dayang-dayang itu keluar, bangunlah kedua orang tua-tua itu dan bergegas-gegas menuju Susana. Berkatalah mereka, “Pintu-pintu taman sudah tertutup dan tidak ada seorang pun melihat kita. Kami sangat cinta birahi kepadamu. Berikanlah hati saja, dan tidurlah bersama-sama dengan kami. Kalau engkau tidak mau, pasti kami akan naik saksi terhadapmu, bahwa seorang pemuda kedapatan padamu, dan bahwa oleh karena itulah maka dayang-dayang itu kausuruh pergi.” Berdesahlah Susana, lalu berkata, “Aku terdesak sekeliling. Sebab jika hal itu kulakukan, niscaya kematian menanti aku. Jika tidak kulakukan, maka aku tidak lolos dari tangan kamu. Namun lebih baik aku jatuh ke tanganmu dengan tidak berbuat demikian daripada berbuat dosa di hadapan Tuhan”. Lalu Susana berteriak-teriak dengan suara nyaring. Tetapi kedua orang tua-tua itu berteriak-teriak pula melawan Susana Dan salah satu dari mereka lari membuka pintu taman.

Demi teriak di taman itu didengar orang-orang yang ada di dalam rumah, bergegas-gegaslah mereka masuk lewat pintu samping untuk melihat apa yang terjadi dengan Susana. Setelah kedua orang tua-tua itu memberikan keterangan, maka amat malulah para pelayan, sebab belum pernah hal semacam itu dikatakan tentang Susana.

Keesokan harinya, ketika rakyat berkumpul lagi di rumah Yoyakim, suami Susana, datang pulalah kedua orang tua-tua itu penuh angan-angan fasik untuk membunuh Susana. Di depan rakyat mereka berkata, “Suruhlah ambil Susana, anak Hilkia, isteri Yoyakim!” Maka diambillah Susana. Ia datang disertai orangtuanya, anak-anak dan kaum kerabatnya. Sanak saudara dan semua yang melihat Susana, menangis. Sementara kedua orang tua-tua itu berdiri di tengah rakyat dan meletakkan tangan mereka di atas kepala Susana, Susana menengadah ke Surga sambil menangis, sebab hatinya tetap percaya kepada Tuhan.

Maka kata kedua orang tua-tua itu, “Sedang kami berdua berjalan-jalan di taman, masuklah Susana bersama dua sahaya. Lalu pintu taman itu ditutup, dan disuruhnya sahaya-sahaya itu pergi. Lalu datanglah seorang pemuda yang bersembunyi di situ dan ia berbaring bersama Susana. Ketika kami, yang ada di sudut taman, melihat kefasikan itu, berlari-larilah kami kepada mereka. Walaupun kami melihat mereka tidur bersama-sama di sana, namun kami tidak dapat menangkap pemuda itu karena ia lebih kuat dari kami. Ia membuka pintu lalu melarikan diri. Tetapi Susana kami pegang, dan kami menanyakan siapa pemuda itu. Ia tidak mau memberitahu kami. Inilah kesaksian kami.”

Himpunan rakyat percaya akan kesaksian mereka, karena mereka adalah orang tua-tua di antara rakyat; lagi pula mereka adalah hakim. Atas dasar kesaksian itu, dijatuhkanlah hukuman mati kepada Susana. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.”

Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?” Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!”

Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami, sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.” Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.”

Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membelah engkau!” Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh karena itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!”

Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan – Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6

Ref: Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.

Mazmur:
 Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau.
Ia membimbing aku ke air yang tenang,
dan menyegarkan daku.

 Ia menuntun aku di jalan yang lurus,
demi nama-Nya yang kudus.
Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
Tongkat gembalaan-Ku, itulah yang menghibur aku.

 Engkau menyediakan hidangan bagiku
di hadapan segala lawanku.
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,
pialaku penuh berlimpah.

 Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku
seumur hidupku.
Aku akan diam di dalam rumah Tuhan
sepanjang masa.

BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 33:11

S : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan Kekal
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan Kekal
S : Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,
melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.
U: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan Kekal

Bacaan Injil – Yohanes 8:12-20
Yesus mengaku diri-Nya sebagai cahaya dunia. Tetapi, lawan-lawan-Nya menganggap kesaksian itu tak bernilai. Padahal, Yesus mengatakan suatu kebenaran dan bukan seorang diri saja, “Aku memberi kesaksian; tetapi Bapa-Ku yang mengutus Aku juga memberi kesaksian tentang Aku.” Sabda itu mengungkapkan bahwa Yesus itu cermin Bapa.

“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.”
Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.

Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.

Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.”

Maka kata mereka kepada-Nya: “Di manakah Bapa-Mu?” Jawab Yesus: “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.”

Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba.

Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus

Doa Persembahan

Allah Bapa sumber kesucian,
semoga dalam merayakan misteri suci ini
kami dapat mempersembahkan kepada-Mu
jiwa yang murni dan hati yang gembira
sebagai hasil matiraga kami.
Demi Kristus, Tuhan, ….

Antifon Komuni – Yohanes 8:12

 Tuhan bersabda, “Aku ini cahaya dunia.
Barangsiapa mengikuti Aku,
tidak mengembara dalam kegelapan,
tetapi memiliki cahaya kehidupan.”

Doa Sesudah Komuni

Marilah berdoa:
Allah Bapa mahakudus,
Engkau menguatkan kami dengan sakramen-Mu.
Semoga berkat dayanya
kami selalu Kaubersihkan dari kebiasaan buruk
dan Kaujadikan sanggup mengikuti jejak Kristus,
sehingga kami dengan mantap menuju kepada-Mu.
Demi Kristus, ….



Tinggalkan Balasan