Sosialisasi Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2015 di Lingkungan Yayasan Prayoga-Padang
“Siapa yang bercita-cita ingin menjadi petani?” Pastor Alexius Sudarmanto Pr. mengajukan sebuah pertanyaan diawal pemaparannya dalam sosialisasi peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2015 di aula SMP Frater, Sabtu 5/9 pagi. Tidak ada satupun dari 100 orang siswa-siswi SMP dan SMA se-Yayasan Prayoga yang ikut acara tersebut menjawab mau. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kita makan dari petani, tetapi generasi muda saat ini sudah tidak lagi berminat menjadi petani. Hal itu dikarenakan bayangan tentang petani yang kotor, bau, pekerjaan yang berat dan kurang menguntungkan.
Peringatan Hari Pangan Sedunia bertujuan mengajak kita semua untuk menyelamatkan pangan agar selalu berkesinambungan, serta membangkitkan dan menumbuhkan kecintaan akan dunia pertanian, perikanan, dan peternakan yang merupakan wadah penghasil pangan bagi kita. Gereja sebagai bagian dari masyarakat dunia juga terlibat di dalam peringatan Hari Pangan ini. Maka melalui komisi Pengembangan Sosial Ekonomi, Gereja memperingatinya dengan mengambil tema mencintai dan merawat bumi rahim pangan bagi kita semua. “Jadi marilah kita menghargai dan menghormati bumi sebagai anugerah yang berasal dan bersumber dari kasih Allah, untuk kelangsungan hidup manusia dan seluruh ciptaan.”ajaknya.
Pastor Alexius juga mengatakan perkembangan teknologi yang semakin canggih telah mengahasilkan petani-petani modren yang lebih bersih, menguntungkan dan lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida yaitu dengan pola tanam hidroponik. Hidroponik merupakan pola bercocok tanam dengan menggunakan media air, pasir atau kerikil sehingga tidak merusak bumi. Nutrisi sebagai makanan dari tanaman hidroponik diberikan ke dalam air.
Penjelasan lebih dalam tentang hidroponik kepada peserta sosialisasi diberikan oleh Yohanes Dedi Putranto yang merupakan salah seorang petani hidroponik dari kota Padang. Dedi mengatakan peluang bisnis tanaman hidroponik saat ini sangatlah besar. Sebuah perusahaan hidroponik di indonesia, Parung Farm bisa meraup omset sebesar 2-2,5 milyar perbulan. Angka yang cukup besar dan mungkin akan terus berkembang sesuai dengan berkembangnya tekologi.
Banyak keuntungan ketika kita menggunakan pola tanam hidroponik diantaranya tidak berhubungan dengan tanah, sehingga tanaman yang kita tanam tidak diserang hama yang berasal dari tanah. Tanaman hidroponik juga tidak memakai pestisida yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Nutrisi yang digunakan dalam hidroponik berasal dari tumbuh-tumbuhan (organik) tanpa memakai zat-zat kimia berbahaya. Penggunaannya dalam air bisa dikontrol selama 24 jam penuh sehingga jauh lebih tepat sasaran. Hidroponik juga lebih hemat lahan dan tenaga kerja. Tanaman yang dihasilkan pun jauh lebih baik dan sehat, karena nutrisi yang didapatkan oleh tanaman tetap 24 jam tanpa berhenti.
Lebih jauh Dedi menjelaskan cara menanam hidroponik dengan metode Recycle and Reuse Sistem yaitu dengan pemanfaatan barang-barang sederhana seperti botol atau pipa bekas sebagai wadah airnya. Bibit tanaman diletakkan di dalam busa khusus. Jumlah bibit yang dimasukkan tergantung jenis tanaman yang akan kita tanam, seperti sayur sawi hanya boleh 1 bibit, kangkung boleh 5 hingga 10 bibit. Busa yang telah berisi biji direndam di dalam air, lalu di simpan di dalam wadah gelap yang tertutup selama lebih kurang 2 hari hingga bibit bertunas. Setelah bibit bertunas pelan-pelan diletakkan di bawah sinar matahari selama lebih kurang 2 minggu. Tunas yang sudah tumbuh kemudian dipindahkan ke wadah botol/pipa bekas untuk dikontrol nutrisi selama masa pembesarannya hingga panen. Masa panen untuk kangkung atau bayam sekitar 25 hari sedangkan sawi bisa sampai 30 hari.
Diakhir acara sosialisasi peringatan hari pangan ini, peserta dibagikan bibit tanaman, nutrisi dan busa sebagai wadah tanam untuk ditanam di sekolah masing-masing. Hasil dari bibit tanaman ini nantinya akan diperlombakan dan dinilai pada tanggal 10 oktober 2015 sebagai bagian rangkaian peringatan besar hari pangan sedunia di Keuskupan Padang. Pertumbuhan tanaman yang subur dan kreatifitas dari siswa-siswi peserta dalam menanam menjadi hal yang akan dinilai pada lomba menanam tanaman hidroponik ini. Peringatan hari Pangan Sedunia di Keuskupan Padang diadakan pada tanggal 17-18 Oktober 2015 bertempat di aula SD RKI/II Yayasan Prayoga Padang. Sedangkan perayaan ekaristi khusus peringatan hari pangan dilaksanakan saat misa ketiga pada 18 Oktober 2015 di Gereja Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus Katedral Padang. (Silvianus Irwan Laoli)