Aku Tetap Setia (Renungan KAMIS BIASA I, 12 JANUARI 2017 Oleh Fr. Lukas Lumban Gaol)

Kamis, 12 Januari 2017
Hari Biasa (Hijau)
Bacaan  I : Ibr 3: 7 -14
Bacaan Injil : Mrk 1: 40 – 45

Aku Tetap Setia

Pernahkah Anda mengamati kehidupan burung merpati dan angsa? Kelompok hewan unggas ini paling terkenal dengan kesetiaannya. Konon, bila salah satu pasangan mati, dia tidak akan pernah kawin lagi dengan pasangan lain. Dia akan bertahan hidup sendiri hingga akhir hayatnya. Sungguh mengagumkan!

Surat kepada Orang Ibrani menceritakan ketidaksetiaan orang Israel dalam pengembaraan di padang gurun. Perjalanan tersebut menghimbau kita agar tetap setia dalam segala ketetapan Allah. Tuntutan ini menjadi sesuatu yang sulit bagi kita karena merasa dilema dalam hati setelah melihat realitas yang menyenangkan tetapi membawa sengsara dan via dolorosa tetapi mendatangkan kemuliaan tiada tara. Jika dinalar dalam logika manusia, sulit untuk dipahami! Cerminan Israel dalam mengarungi padang gurun, relevan dalam hidup kita kadangkala didesak kesenangan pribadi ataupun kuat kuasa hasutan kelompok mayoritas. Akhirnya kita hanyut dan terbuai di dalamnya dan buah yang diperoleh dosa, kesengsaraan dan penyesalan.

Injil Markus menceritakan karya Yesus selanjutnya setelah bertolak dari penyembuhan ibu mertua Petrus. Yesus dihadang oleh seorang kusta. Dengan belas kasihan dia menyentuhnnya melalui kata – kata mujarab. Akhirnya orang tersebut sembuh dan diberi perintah pergi ke Bait Allah. Namun orang tersebut melakukan lain, dia malah mempublikasikan dirinya. Hasil atas perbuatan orang yang tidak setia tersebut Yesus tidak dapat berkarya, akhirnya dia tinggal di luar kota tempat yang sepi.

Saudara – saudari terkasih, mengucapkan kata – kata untuk dan agar  tetap setia sangatlah gampang, namun pelaksanaannya sangat sulit. Hal tersebut tercermin pada bacaan – bacaan hari ini. Sikap hati yang setia sangat di dambakan oleh setiap orang, persoalannya adalah apakah mau untuk melihat realitas hidup atas hati yang terdalam. Perkataan, perbuatan agaknya sulit berjalan jika tidak dibarengi dengan kesetiaan. Sang Guru adalah model kesetiaan sejati. Cerminan diri, isi dan inti hidupnya terlukis indah dalam setiap perkataan dan perbuatan yang berlandaskan kesetiaan. Mari melihat ke dalam diri! (Fr. Lukas Lumban Gaol)

Liturgi Hari ini: KAMIS BIASA I, 12 JANUARI 2017….Klik disini!!

Tinggalkan Balasan