BELAJAR MENEMUKAN TUHAN (Renungan Hari Raya Penampakan Tuhan, Minggu, 08 Januari 2017)

BELAJAR MENEMUKAN TUHAN
Hari Raya Penampakan Tuhan (08 Januari 2017)
Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a,5-6;
Mat 2:1-12

BACAAN PERTAMA merupakan seruan bagi orang-orang Israel yang kembali dari pembuangan Babel, agar berani dan percaya kepada diri sendiri untuk membangun masa depan. Namun tidak kalah penting kepercayaan diri itu juga mempunyai peranan untuk kesaksian yang lebih luas. Pokok-pokok pewartaan yang disampaikan sang nabi bisa digariskan sebagai berikut: Pertama sapaan kepada penduduk Sion, yang merasa sebagai milik Allah. Namun kota itu tampak lesu, terbaring dalam reruntuhan. Oleh karena itu penduduk Sion diajak bangun, karena terang dan kemuliaan Allah terbit atas mereka. Terang dan kemuliaan Tuhan, melambangkan kehadiran-Nya kembali di kota suci dan keselamatan dibawa-Nya bagi bangsa tersebut. Justru kehadiran Tuhan dan tindakan keselamatan-Nya itulah yang membedakan Yerusalem dengan kota-kota lain yang masih hidup dalam kegelapan.

Kedua, bangsa-bangsa lain itu kini melihat terang Tuhan yang terbit atas Yerusalem dan mereka datang berduyun-duyun ke situ. Mereka mengantar pulang orang-orang Yerusalem yang kebanyakan masih tinggal di negeri pembuangan atau diaspora. Bangsa-bangsa tersebut membawa kekayaan mereka. Tetapi bangsa-bangsa itu datang bukan karena tertarik pada Yerusalem, melainkan pada terang yang bersinar dari kota tersebut. Maka kalau dikatakan para bangsa itu membawa kekayaan mereka, emas dan kemenyan, hendaklah dibaca untuk persembahan di atas mezbah Tuhan dan untuk menyemarakkan ibadat tersebut. Bukan Yerusalem sebagai kekuatan politik yang didatangi orang, melainkan Yerusalem sebagai kekuatan rohani, tempat penampakan Tuhan lah yang menarik mereka. Mereka tidak datang untuk memasyurkan kota, melainkan untuk memberitakan kemasyuran Tuhan. Pesan inilah yang terpenuhi dalam pribadi Yesus Kristus, yang dirayakan pada hari ini.

Bacaan kedua menampilkan renungan St. Paulus yang karya dan hidupnya diperuntukkan bagi semua orang. Dalam karyanya St. Paulus menampilkan Allah sebagai pribadi yang mengasihi manusia dalam diri Yesus Kristus, Putera-Nya. Dalam diri Yesus Kristus tersebut Allah memberikan anugerah rohani yang besar kepada manusia dan membiarkan manusia merasakan kebahagiaan Ilahi tersebut. Hal ini tentu patut disyukuri oleh manusia. Ucapan syukur itu juga dikarenakan karya Allah mengangkat derajat manusia dalam hubungan pribadi dengan Allah, sehingga manusia pantas menjadi anak-anak Allah. Kristus digambarkan sebagai kota suci Yerusalem baru yang memanggil bangsa-bangsa dalam kemuliaan. Ucapan syukur itu juga dilandaskan pada pengalaman umat, bukan hanya pengalaman St. Paulus pribadi. Umat mengimani Yesus Kristus melibatkan diri dengan keprihatianan-Nya, sehingga mampu bekerja dengan kasih.

Bacaan Injil menjelaskan nilai pribadi Yesus Kristus sebagai kepenuhan janji Allah yang memanggil para bangsa sampai pada keselamatan. Dalam Injil banyak dikutip Perjanjian Lama untuk memberikan kesan bahwa nubuat ini memang terpenuhi dalam pribadi Yesus Kristus. Ini menjadi pernyataan keselamatan bagi semua manusia. Dalam permenungannya, Matius menjelaskan bahwa Yesus Kristus merupakan pemenuhan seluruh harapan manusia yang telah dimulai dalam Perjanjian Lama. Kini Yesus kristus datang, maka juga dipanggillah wakil-wakil bangsa dari seantero bumi, yang dikenal pada masa itu. Kisah itu lalu disusun dengan adegan sebagai berikut: awalnya menggambarkan situasi kedatangan para sarjana di Yerusalem dan maksud kedatangannya, kemudian menggambarkan reaksi Herodes; lalu bakti para sarjana. Yang terakhir ini merupakan puncak cerita, di saat para sarjana menyampaikan maksud kunjungan mereka.

Pokok-pokok pewartaan penginjil bisa disimpulkan bahwa kedatangan tiga sarjana dari Timur nampaknya didasarkan atas tiga bentuk persembahan yang mereka bawa untuk Dia yang lahir di Betlehem. Persembahan itu merupakan lambang penghormatan terhadap yang dilahirkan. Kedatangan mereka dibimbing oleh bintang. Bintang memang bisa menjadi landasan pelbagai pertimbangan bagi orang yang sedang mencari arah, pertimbangan pertanian, dan sebagainya. Maka tanda bintang adalah tanda yang lazim. Dalam tradisi Kitab Suci tanda bintang nampaknya bisa dihubungkan dengan Bil 24:17, yaitu isyarat timbulnya bintang dari keluarga Yakub. Tanda bintang bisa juga menjadi petunjuk hadirnya seorang tokoh. Seluruh kisah sebetulnya berlatar belakang pada kitab Yesaya bab 60 yang hendak menampilkan panggilan bangsa-bangsa ke dalam karya keselamatan Allah. Panggilan demikian membawa kegembiraan besar bagi mereka yang mau menanggapinya.***

Liturgi Hari ini: MINGGU, 8 JANUARI 2017: HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN/HARI ANAK MISIONER SEDUNIA….Klik disini!!

Tinggalkan Balasan