KLARIFIKASI KASIH (Renungan RABU BIASA X, 8 JUNI 2016 Oleh Fr. Bonar Sinabariba)
KLARIFIKASI KASIH
Dunia komunikasi saat ini sangat pesat kemajuannya. Sangat besar kebutuhan untuk mendapat kejelasan informasi dari suatu fakta dan kadang-kadang kebutuhan itu sedemikian berlebihan sehingga muncullah istilah KEPO, yang artinya Keeping Every Particular Object; Ingin tahu akan segala sesuatu sampai sedetail-detailnya. Meskipun demikian, masih saja terjadi salah pengertian, atau istilah Jokowi, Gagal Paham. Oleh karena itu, dibutuhkan klarifikasi dari objek pemberitaan, atau sering disebut konferensi pers. Perlu diberikan penjelasan yang jelas, jujur, masuk akal, dan sesuai dengan kenyataan.
Dalam bacaan hari ini, kata-kata Yesus terkesan problematis namun sebenarnya sangat logis. Yesus datang bukan untuk meniadakan atau menganulir hukum taurat, melainkan menggenapinya. Dan ia memang sungguh-sungguh menggenapi taurat itu, entah dengan kehadirannya sebagai Mesias seperti dinubuatkan para nabi, yang adalah penafsir otentik dari hukum Taurat, ataupun dengan pengajarannya selalu penafsir otentik dari Si Pembuat Taurat, yakni Allah sendiri. Upaya para ahli taurat dan orang farisi untuk membenturkan Yesus dengan hukum taurat tidak membuahkan apa-apa kecuali klarifikasi. Klarifikasi yang diberikan Yesus justru membuat para penjegalnya yang KEPO tapi sekaligus licik itu menjadi terdiam. Yesus memberikan klarifikasi yang meyakinkan, rasional, dan sesuai kenyataan. Bahkan klarifikasi Yesus bukan hanya kata-kata seperti yang sering kita temui dalam konferensi pers para artis. Yesus mengklarifikasi pernyataannya dengan tindakan yang konsekuan dengan nilai hakiki dari Taurat, yakni kasih yang sampai sehabis-habisnya kepada Bapa dan manusia.
Hari ini Yesus memberi jawaban dan ini mengajak kita untuk tidak tinggal dalam pertanyaan yang kadang-kadang mengaburkan kebenaran dan lebih menyatakan diri secara terang lewat kesaksian hidup yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Maukah kita mengikuti ajakan-Nya? (Fr. Bonar Sinabariba)