Meneladani Bunda Maria (Renungan KAMIS, 8 DESEMBER 2016: Hari Raya SP. MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA Oleh FR. ANDREAS SALAMANANG)
Jumat 08 Desember 2016
Bac I : Kej 3:9-15,20
Bac II : Ef 1:3-6, 11-12
Injil : Luk 1:26-38
Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Noda
Saudara-saudari yang terkasih, pada dasarnya semua orang beriman dipanggil oleh Allah untuk sampai pada keselamatan. Untuk mencapai taraf itu, Allah sepenuhnya memberi peluang dan kebebasan kepada manusia untuk mengekspresikan seluruh kemampuan yang ia miliki guna mencapai keselamatan yang ditawarkan oleh Allah. Namun praktek yang terjadi selama ini ialah, manusia seringkali menyalahgunakan kepercayaan Allah tersebut. Manusia cenderung tergoda dan kerap jatuh dalam dosa. Berbicara tentang dosa, secara tidak langsung kita diajak untuk merenungkan kembali bagaimana pertama kali manusia jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan tersebut menandakan adanya kesombongan di dalam diri manusia, yang akhirnya merusak rantai hubungan kita dengan Allah.
Saudara-saudari seiman, hari ini Gereja Katolik di seluruh dunia merayakan hari raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Gereja merayakan bunda Maria dikandung tanpa noda untuk mengingatkan seluruh umat kristiani betapa luhurnya martabat Maria sebagai Bunda Penebus. Seringkali keimanan dan kepercayaan kita kepada bunda Maria dipertanyakan maupun dipersoalkan oleh orang-orang yang bukan beragama Katolik. Hal itu tentu dilatarbelakangi pengetahuan yang kurang dalam tentang iman Katolik. Perlu disadari bahwa Dogma perawan Maria dikandung tanpa noda, sesungguhnya sudah diyakini oleh Gereja sejak abad awal. Kemudian dirintis kembali oleh Paus Sixtus IV pada abad ke-15 dan diteruskan oleh Paus Pius IX pada abad ke-19, yang pada akhirnya mengumumkannya secara resmi pada tanggal 08 Desember 1954 sebagai dogma Gereja.
Saudara-saudari, munculnya perdebatan maupun pertanyaan dari orang-orang non-Katolik maupun dari kita yang mengimaninya, jelas menunjukkan keterbatasan akal dan budi kita dalam menyelami misteri Allah. Bunda Maria adalah satu-satunya manusia yang dikecualikan Allah dari warisan keturunan Adam. Memang tak bisa dipungkiri bahwa Maria sama seperti kita manusia biasa, yang hidup di dunia yang penuh dengan berbagai macam tantangan hidup. Namun kalau kita renungkan secara lebih mendalam, Yesus yang Maha Kudus sebagaimana kita imani tak mungkin dapat dikandung dan dilahirkan dari rahim yang sudah tercemar oleh dosa. Untuk itu, kita pun hendaknya berperilaku seperti bunda Maria yang selalu setia kepada penyelenggaraan Ilahi serta menunjukkan sikap kerelaan diri untuk selalu mau diarahkan dan dibimbing oleh Allah. Amin. FR. ANDREAS SALAMANANG
Liturgi Hari ini: KAMIS, 8 DESEMBER 2016: Hari Raya SP. MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA…Klik di sini!!