Minggu Pekan Paskah VI, 10 Mei 2015
HARI MINGGU PASKAH KEENAM
(Kis. 10:25-26,34-35,44-48; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 1Yoh. 4:7-10; Yoh. 15:9-17)
Menghayati hidup dalam Ekaristi
Mengapa banyak orang gagal dalam cinta kasih? Tentunya mereka mengira sudah melangkah di jalan yang menuju kebahagiaan. Tiba-tiba timbullah kesulitan-kesulitan yang tak bersangka-sangka. Mungkin pula mereka tidak memilih benar-benar, hanya berpetualang saja, terbius oleh perasaan semata-mata. Apakah mereka dapat saling mendengar, saling mengenal dan saling memanfaatkan, saling setia, terlebih ketika timbul kesulitan-kesulitan? Bila cinta kasih itu kita anggap sebagai dewa, maka kita belum benar-benar menaruh cinta kasih. Kita baru mengira saja menaruh cinta.
Kata pengantar
Cinta adalah sesuatu bahan pembicaraan yang sampai sekarang belum mendapat kata terakhir. Baik pada masa lampau, maupun pada masa mendatang orang masih akan tetap berbicara, menulis, bernyanyi tentang cinta dan kasih setia. Sebab setiap hati insani mendambakan cinta kasih sayang. Santo Yohanes telah memikirkannya bertahun-tahun; ia mendengarkan pesan Kristus. Karena mengikuti Dia ia sampai lebih dalam kepada asal dan sumber apa yang disebut cinta kasih. “Allah adalah cinta kasih,” kata Santo Yohanes, “sebab Ia telah menaruh cinta kasih kepada kita dan karena itu mengutus Putra-Nya.” Dan kita menerima perintah, atau lebih baik menerima tugas membahagiakan yaitu agar saling menaruh cinta kasih.
Seruan tobat
Tuhan Yesus Kristus,
Engkaulah pewarta dan pelaksana cinta kasih Allah dan sesama.
Tuhan, kasihanilah kami.
Engkaulah yang menanamkan cinta kasih di hati kami,
agar kami mematuhi perintah-perintah-Mu demi cinta kasih.
Kristus, kasihanilah kami.
Engkau tak mau meninggalkan kami seperti anak yatim piatu,
maka mengutus Roh cinta kasih kepada kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Doa pembukaan
Marilah berdoa:
Allah Bapa kami yang maha penyayang,
pandanglah umat-Mu yang berkumpul di sini atas nama Yesus.
Kami mohon agar Roh Kudus, Roh cinta kasih-Mu
mengajar kami dan mengingatkan kami
akan semua ajaran cinta kasih Yesus.
Maka kami akan menjalankan perintah-perintah-Mu
dan satu sama lain mewujudkan
cinta kasih, kedamaian dan kegembiraan.
Bacaan I – Kisah Para Rasul 10:25-26.34-35.44-48
Sejak pembaptisan Kornelius, seorang perwira Romawi, Lukas mau menunjukkan, bahwa Roh Kudus telah membersihkan rintangan-rintangan, yang telah dipasang oleh umat akibat egoisme mereka yang tidak disadari antara Tuhan dan manusia. Tuhan tidak memandang orang. Bagi-Nya hanya hati yang bersih yang masuk hitungan.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (10:25-26.34-35.44-48)
“Karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga“
Sekali peristiwa, ketika sampai di kota Kaisarea, Petrus masuk ke rumah Kornelius. Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur dekat kaki Petrus, ia menyembahnya. Tetapi Petrus menegakkan dia serta berkata, “Bangunlah, aku hanya manusia biasa.” Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Allah dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Ketika Petrus sedang berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang beriman dari golongan bersunat yang waktu itu menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga. Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu Petrus bertanya, “Bolehkah mencegah orang-orang ini dibaptis dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” Maka Petrus menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian orang-orang itu meminta kepada Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan,
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat.
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib, keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan, yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya, di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
Bacaan II – 1 Yohanes 4:7-10
Allah adalah cinta kasih. Ungkapan Yohanes itu konkret sekali. kesimpulan itu diambilnya dari kenyataan bahwa Yesus Penebus kita telah datang pada kita. Memang Yohanes melihat sejarah penyelamatan itu sebagai ungkapan kerahiman Tuhan terhadap kita. Dan kerahiman itu dilanjutkan meskipun dosa telah merintanginya. Bila kita hayati hidup dari cinta kasih tanpa pamrih itu, maka kita persilahkan Tuhan menaruh cinta kasih kepada semua orang melalui kita.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-10)
“Allah adalah kasih.”
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya. (Yoh 14:23)
Bacaan Injil – Yohanes 15:9-17
Bagi para murid perumpamaan pokok anggur lebih menjelaskan kesatuan mereka dengan Sang Guru. Di sini Yesus menunjukkan dasar kesatuan mereka satu sama lain. Seturut gambaran Bapa dan Putera, kesatuan itu merupakan persahabatan sejati, yang tahu memberi dan tahu menerima. Segala-galanya mau ditukarkan satu sama lain. Bahkan hidup pun mau ditukarkan, seperti cinta kasih Allah dan keyakinan itu menyebabkan dia menaruh cinta kasih kepada semua orang. Dengan demikian ia ikut serta memperkenalkan misteri Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-17)
“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.“
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Ini perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Doa Umat
I Karena kita bukan lagi hamba, melainkan sahabat-sahabat Kristus, maka kita diperkenankan berdoa kepada Allah Bapa kita dengan perantaraan Kristus:
P Bagi Sri Paus dan para Uskup:
agar mereka menjadi gembala-gembala baik bagi semua orang tanpa pandang bulu.
P Bagi mereka yang bekerja di bidang perawatan:
agar dengan karya mereka sehari-hari membuat bahagia para pasien.
P Bagi kita bersama:
agar perintah cinta kasih kepada sesama yang diberikan kepada murid-murid Yesus, tetap menjadi cita-cita kita.
I Bapa yang mahabaik, Engkau menjanjikan kebahagiaan kepada kami bila kami saling menaruh cinta
kasih. Berilah kami kekuatan untuk menempuh jalan yang tepat seturut teladan Yesus Kristus, Putera-Mu dan Tuhan kami.
Doa Persembahan
Allah Bapa kami di surga, berkenanlah menerima roti dan anggur yang kami persembahkan ini.
Teguhkanlah kami dalam cinta kasih-Mu dan penuhilah hati kami dengan Roh-Mu.
Doa damai
Saudara-saudara terkasih, Yesus pernah bersabda:
“Kamu sungguh sahabat-Ku, jika kamu melaksanakan yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, tetapi kamu Kusebut sahabat. Bukannya kamu yang memilih Aku melainkan Aku yang memilih kamu.”
Maka marilah kita berdoa kepada sahabat kita:
U Tuhan Yesus Kristus, janganlah ……
Doa Penutup
Marilah Berdoa:
Allah Bapa kami di surga, dalam Ekaristi kami kenangkan dengan rasa syukur
Putera-Mu yang telah wafat karena dosa-dosa kami,
dan bahwa Ia kemudian Kaubangkitkan dari wafat-Nya.
Janganlah kami Kautinggalkan kesepian.
Maka utuslah Roh cinta kasih-Mu
agar kami dapat menepati perintah-Mu
dan menghasilkan buah yang tetap.
Menghayati Ekaristi dalam hidup
Allah itu cinta kasih. Yang kurang pada cinta kasih insani untuk pantas disebut demikian, ada pada Allah. ditunjukkan-Nya hal itu dalam diri Putera-Nya, bahkan Ia menyerahkan diri-Nya tanpa syarat. Dalam kebebasan-Nya Ia memilih kita. Kasih setia-Nya menantang kasih setia kita. Oleh karena Ia tahu siapa kita ini, Ia tidak hanya menaruh cinta kasih kepada kita, tetapi masih terus-menerus berusaha mengampuni kita. Cinta sejati dapat mengampuni segala-galanya, kecuali bahwa Ia tidak dicintai.
RENUNGAN
Saudara-i yang dikasihi Tuhan.
Persamaan ide, kesenangan, kepentingan, situasi dan lain-lain kerapkali menjadi dasar terbentuknya persahabatan. Persahabatan yang demikian itu mengakibatkan kesetaraan di antara para sahabat. Namun terkadang persahabatan yang dimaksud di atas kerapkali tidak punya ikatan yang mendasar selain dari persamaan tadi. Ketika muncul perbedaan maka persahabatan pun putus. Yang sebelumnya sangat akrab telah berubah. Suatu lagu mengatakan bahwa untuk tertawa kita akan memperoleh banyak sahabat sedangkan untuk menangis kita tidak memiliki sahabat.
Namun dalam perayaan Eksristi ini Kristus menyebut kita secara pribadi sebagai sahabat. Sejuk rasanya mendengar sapaan Kristus ini. Kita menjawab “iya” untuk menjadi sahabat-Nya melalui iman yang dengannya kita memberi diri dibaptis. Kepada kita diwahyukan-Nya misteri ilahi bahwa Allah adalah kasih dan Dia mengasihi semua orang. Dan lebih nyata lagi bahwa Dia memberikan Sabda dan Diri-Nya yang menjadi hidup kita dalam perayaan Ekaristi ini dan di setiap perayaan Ekaristi yang kita rayakan. Di dalam Ekaristilah persabahatan kita dengan Kristus dibaharui secara terus menerus untuk saling mengasihi sebagaimana Dia telah mengasihi kita.
Kasih yang tulus dari Kristus sebagai sahabat telah mengangkat derajat para murid dan setiap orang yang beriman kepada-Nya. Bagi kita persahabatan sejati tidak pernah merendahkan, mencurigai, memanipulasi, atau bahkan mengekploitasi sesama demi kesenangan atau keuntungan pribadi. Kesaksian iman yang berkualitas di tengah dunia sebagai sahabat Tuhan harus terpancar dalam cara hidup yang penuh kasih dan damai. Inilah misi kehadiran Kristus di dunia ini dan untuk inilah orang-orang yang menjadi sahabat-sahabat Kristus yang adalah Gereja dibentuk dan diutus ke tengah dunia. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap”Sabda Tuhan. Tuhan memberkati!