Tuhan Mendengarkan Doa Orang Beriman (Renungan Hari Minggu Biasa XXX Oleh Fr. Benediktus Bagus Hanggoro)

Minggu, 23 Oktober 2016
Hari Minggu Biasa XXX- Hari Minggu Misi Sedunia
Bacaan: Sir. 35: 12-14, 16-18; 2Tim. 4: 6-8, 16-18;
Luk. 18: 9-14

            “Tuhan mendengarkan doa orang beriman.”

Saya mempunyai seorang teman yang tidak akrab dengan saya. Kami berdua tidak pernah saling berbicara satu sama lain. Saya sendiri memilih demikian karena saya tidak menyukai sikapnya yang tidak wajar kepada saya. Menurut saya, itu adalah hal yang manusiawi karena saya adalah manusia biasa yang ingin diperlakukan dengan wajar layaknya manusia pada umumnya.

Suatu hari, teman saya ini terkena penyakit yang lumayan serius. Ia dirawat di rumah sakit selama satu minggu lebih. Pada waktu itu, saya berpikir bahwa penyakit tersebut mungkin muncul karena sikap saya terhadapnya. Saya merasa bersalah dan menumpahkan rasa bersalah saya tersebut dalam doa saya. Saya mendoakannya dan berharap supaya ia cepat sembuh. Syukurlah bahwa dalam waktu yang singkat doa saya terkabul: ia sembuh dan sudah boleh beraktivitas seperti biasa. Meskipun kami tidak akrab, toh saya bersyukur bahwa doa saya untuknya telah dikabulkan.

Saudara-saudari terkasih, ada banyak hal dalam hidup kita yang dapat dijadikan hal yang kita bicarakan kepada Tuhan dalam doa. Tak jarang kita berlaku seperti orang Farisi yang menyombongkan diri dengan ucapan syukur atas segala yang dilakukannya, termasuk menghina pemungut cukai. Yesus Kristus tidak menyukai sikap demikian karena orang Farisi tersebut tidak merasa bahwa segala sesuatu yang berhasil ia lakukan itu berasal dari Allah. Ia merasa bahwa ia melakukan semua itu karena dirinya sendiri. Di sisi lain, Yesus Kristus memuji sikap pemungut cukai yang merasa berdosa dan tak layak di hadapan Allah. Ia hanya memohon belas kasih Allah dan itu sudah cukup bagi dirinya sendiri.

Kita adalah hamba-hamba Allah yang tidak ada guna bila Allah tidak menopang dan membantu kita dengan belas kasih-Nya. Allah menghendaki agar kita tidak mensyukuri segala prestasi dan harta yang kita miliki melainkan Ia menghendaki agar kita mensyukuri belas kasih yang melimpah bagi kita, manusia yang berdosa ini. Tuhan selalu mendengarkan dan mengabulkan doa kita asalkan kita sadar bahwa kita adalah manusia lemah dan berdosa yang selalu mengharapkan belas kasih-Nya semata. Kesadaran akan kedosaan dan kelemahan serta pengharapan akan belas kasih Allah kelak akan menghantar kita pada suatu kemenangan abadi yaitu kemuliaan beserta Allah, seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus hari ini.

Tuhan, tidak ada hal lain yang kuminta daripada-Mu selain belas kasih dan rahmat-Mu. Aku mohon semoga Engkau rela memberikannya karena hanya belas kasih dan rahmat-Mu saja aku sudah merasa cukup. Amin. (Fr. Benediktus Bagus Hanggoro K.)

Ekaristi Hari ini: MINGGU BIASA XXX/c, 23 Oktober 2016 (HARI MINGGU MISI KE-90)….Klik di Sini!!

Tinggalkan Balasan